Lihat ke Halaman Asli

Eko Nurhuda

TERVERIFIKASI

Pekerja Serabutan

Yang Sesungguhnya Terjadi di Balik Bahrain 10-0 Indonesia

Diperbarui: 8 Oktober 2024   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Andi Muhammad Guntur harus rela gawangnya dibobol 10 kali oleh pemain Bahrain pada Kualifikasi Piala Dunia 2014. (AP Photo via Telegraph)

Jelang pertandingan Bahrain vs Indonesia di lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026, kisah pembantaian 0-10 dari lawan sama berseliweran di jagat maya. Sayangnya, beberapa hal disampaikan secara kurang tepat. Termasuk upaya 'maksa' membenturkan momen kelam tersebut dengan kebijakan naturalisasi pemain era Erick Thohir.

Partai Bahrain vs Indonesia diagendakan berlangsung pada Kamis (10/10/2024) mendatang. Tanggal 10, bulan 10. Angka serbasepuluh yang seakan memang diniatkan untuk mengingatkan kita semua pada pertemuan terakhir menghadapi lawan sama, di ajang sama dan putaran sama pula.

Satu lagi yang identik, yakni stadion yang bakal menjadi venue pertandingan adalah Bahrain National Stadium di Manama. Tempat di mana gawang Indonesia digelontor 10 gol tanpa balas pada 29 Februari 2012.

Hasil memalukan di Kualifikasi Piala Dunia 2014 tersebut merupakan kekalahan terburuk dalam sejarah Indonesia. Rekor yang sekaligus menjadi kemenangan terbesar dalam sejarah sepak bola Bahrain.

Karena merupakan duel terkini kedua tim, secara otomatis pertandingan itulah yang muncul paling atas ketika melacak rekor head-to-head Bahrain vs Indonesia. Skor mencolok yang harus diakui sangat memalukan, serta mencoreng catatan timnas kita.

Hal itulah yang lantas digoreng sedemikian rupa di media sosial. Dan entah dari mana asal-muasalnya, banyak yang percaya kalau kekalahan 0-10 dari Bahrain tersebut adalah contoh nyata kekuatan timnas Indonesia tanpa pemain naturalisasi.

Dengan kata lain, Indonesia tanpa pemain naturalisasi tidak bisa apa-apa. Lemah tanpa daya dan cuma jadi lumbung gol tim lain di Asia.

Kesimpulannya, kalau mau melihat timnas yang gagah perkasa, dukunglah program naturalisasi pemain yang tengah digencarkan PSSI saat ini.

Karena Tanpa Naturalisasi?

Bulan lalu, saya mengomentari artikel seorang Kompasianer yang membahas soal naturalisasi pemain. Dalam balasannya, Kompasianer tersebut menjadikan skor 0-10 di Manama sebagai bantahan argumen saya, sekaligus bukti kalau Indonesia tanpa pemain naturalisasi hanya sebatas itulah kemampuannya.

Saya tidak tahu Kompasianer tersebut kelahiran tahun berapa. Namun para pandemen sepak bola seusia saya, rasa-rasanya tidak akan lupa kalau dalam skuad Indonesia yang dibantai Bahrain 12 tahun lalu ada nama Diego Michiels.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline