YANG paling saya sukai dari menjadi anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) adalah bertemu dan berbincang-bincang dengan calon pemilih. Dari kegiatan inilah saya mendapat satu perumpamaan menarik: memilih calon anggota legislatif itu tak ubahnya membantu orang yang sepeda motornya tengah mogok di jalan.
Kesempatan anggota KPPS bertemu dengan calon pemilih adalah ketika membagikan surat C.Pemberitahuan KPU alias undangan mencoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Pada momen inilah biasanya muncul beberapa pertanyaan maupun ungkapan menarik.
Kebanyakan memang bertanya tentang hal-hal umum. Misalnya, di mana lokasi TPS tempat mereka mencoblos nanti? Waktu pemungutan suara sampai jam berapa? Dan seterusnya.
Namun tidak sedikit yang mengajukan pertanyaan terkait siapa saja calon anggota legislatif (caleg) yang terdapat di surat suara. Baik itu di tingkat DPR RI, DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota.
Tidak sekali dua saya ditanya oleh calon pemilih, "Mengko calone sapa bae, sih?" Calonnya, maksudnya calegnya, nanti siapa saja?
Sebagai bagian dari penyelenggara Pemilu, tentu saja saya tidak bisa dan tidak boleh menyebutkan nama. Maka saya biasanya hanya menyebutkan jumlah caleg yang nama-namanya bakal tertera di surat suara.
Untuk daerah pemilihan (dapil) di mana TPS saya berada, caleg DPRD Kabupaten Pemalang sejumlah 75 orang, caleg DPRD Provinsi Jawa Tengah 132 orang, caleg DPRD RI 123 orang dan calon anggota DPD RI 11 orang. Totalnya 341 calon.
Mengetahui angka tersebut, ada saja yang kemudian menanggapi, "Lah, ganing akeh temen? Kok inyong ora weruh siji-sijia, ya?" Ternyata banyak sekali, tetapi kok saya tidak tahu satupun orangnya?
Kurang Sosialisasi?
Respons tersebut menunjukkan jika pada tataran akar rumput, calon pemilih bahkan tidak mengenal siapa-siapa saja caleg di dapilnya. Mereka tidak kenal satupun dari deretan nama yang nanti mereka lihat di kertas suara pada 14 Februari 2024.
Kesimpulan turunan yang kemudian muncul, para caleg kurang melakukan sosialisasi kepada calon pemilih. Bayangkan, bahkan yang ada di dapilnya saja tidak tahu.