MEDIA sosial tengah gonjang-ganjing. Netizen dan sejumlah akun basis pendukung timnas gencar mendesak PSSI agar segera memperpanjang kontrak pelatih Shin Tae-yong. Di lain pihak, ada pula yang mempersilakan STY out.
Shin Tae-yong out atau stay? Dua kubu yang berbeda pendapat saling lempar argumen dan kebanyakan berujung saling caci-maki.
Seturut pengamatan saya, desakan agar kontrak STY diperpanjang diawali oleh Justin Lhaksana. Mantan pelatih timnas futsal tersebut menyuarakan permohonannya melalui akun media sosial, selepas timnas Indonesia dipastikan lolos ke babak 16 Besar Piala Asia 2023.
Video Justin Lhaksana lantas dipublikasikan ulang oleh sejumlah akun fanbase timnas Indonesia. Rata-rata menyetujui permintaan agar kontrak Shin Tae-yong diperpanjang.
Permintaan tersebut berubah menjadi gelombang desakan usai Indonesia kalah dari Australia. Pemicunya adalah pemberitaan media Korea yang memuat pernyataan Shin Tae-yong bahwa dirinya mendapat tawaran melatih negara lain.
Menanggapi perkembangan tersebut, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyatakan adalah hak Shin Tae-yong jika ingin pergi setelah kontraknya selesai nanti. PSSI tentu tidak mungkin mencegah.
Namun Erick Thohir juga menegaskan kalau antara PSSI dan Shin Tae-yong sudah terjalin kesepakatan. Jika STY sukses membawa timnas senior dan U-23 lolos fase grup Piala Asia, maka secara otomatis kontrak sang pelatih bakal diperpanjang hingga 2027.
Alih-alih menenangkan, netizen justru murka mendengar pernyataan Erick Thohir. Mereka menilai PSSI ingin mendepak Shin Tae-yong secara halus, dengan cara memberi target tambahan yang--menurut mereka--tak mungkin digapai.
Poin Plus STY
Saya tidak ingin terjebak pada ikut mendukung gerakan STY stay ataupun STY out. Akan lebih bijak jika kita serahkan saja sepenuhnya soal itu kepada federasi.
Namun sebagai referensi dalam berpikir, menilai dan pada akhirnya menentukan sikap, saya ingin menyajikan beberapa hal yang menjadi plus-minus Shin Tae-yong selama melatih timnas Indonesia. Tentu saja ini menurut saya, ya.