Lihat ke Halaman Asli

Eko Nurhuda

TERVERIFIKASI

Pekerja Serabutan

Indonesia U-23 di Ambang Sejarah Baru Piala Asia

Diperbarui: 1 September 2023   11:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Timnas U23 Indonesia menjadi runner up Piala AFF U23 2023 usai kalah 5-6 via babak adu penalti dari Vietnam. Selanjutnya, timnas U23 Indonesia akan bertanding pada Kualifikasi Piala Asia U23 2024. (Dok. PSSI via kompas.com)

PARA pemain Indonesia U23 tidak boleh berlama-lama meratapi kegagalan meraih trofi Kejuaraan AFF. Bagas Kaffa, dkk. sudah ditunggu turnamen lain yang lebih prestisius, sekaligus menyuguhkan kesempatan untuk mengukir sejarah baru.

Selepas Kejuaraan AFF U23 yang baru lalu, Indonesia memang sudah harus bersiap lagi. Tim asuhan Shin Tae-yong bakal berlaga di babak kualifikasi Piala Asia U23 edisi 2024.

Indonesia tergabung di Grup K bersama Turkmenistan dan Taiwan. Bertindak sebagai tuan rumah grup, Garuda Muda ditargetkan lolos ke putaran final yang akan berlangsung di Qatar tahun depan.

Jika target tersebut dapat dipenuhi, maka sejarah baru akan tercipta. Tak cuma bagi Indonesia U23, tetapi juga sepak bola nasional. Karena bakal ada dua sejarah baru yang pecah secara bersamaan.

Pertama, sejarah partisipasi Indonesia U23 di putaran final Piala Asia Junior. Sejak turnamen dua tahunan ini bergulir pertama kali pada 2013, sebagai Piala Asia U22, belum pernah sekalipun Indonesia lolos sebagai kontestan. Selalunya mentok di kualifikasi.

Pada Piala Asia U22 tahun 2013, yang diselenggarakan pada 2014, Indonesia kalah bersaing dengan Australia dan Jepang di babak kualifikasi. Padahal ketika itu bertindak sebagai tuan rumah, dengan Pekanbaru yang menjadi venue pertandingan.

Indonesia nyaris lolos pada perhelatan berikutnya. Kembali menjadi tuan rumah grup dan tergabung bersama Korea Selatan, Timor Leste dan Brunei Darussalam, Garuda Muda keluar sebagai runner-up grup dengan raihan poin 6.

Sayang, karena kalah telak dari Korea Selatan di partai terakhir, agregat produktivitas gol Indonesia jadi menciut. Memasukkan 7, kebobolan 4, berarti surplus golnya 3.

Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan runner-up grup-grup lain. Alhasil, Garuda Muda hanya bisa menempati peringkat 6 klasemen runner-up terbaik. Sedangkan jatah ke putaran final dari jalur ini hanya 5 tim.

Gagal Beruntun

Di edisi 2018, Indonesia mengawali babak kualifikasi dengan start buruk. Saddil Ramdani, dkk. keok 0-3 dari Malaysia di partai pembuka grup. Bahkan skor tersebut sudah tercipta dalam 30 menit pertama!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline