KEJUTAN di matchday empat UEFA Champions League 2022-23 terus berlanjut. Kali ini terjadi di Stadion Wanda Metropolitano, di mana pertandingan Atletico Madrid vs Club Brugge pada Kamis (13/10/2022) dini hari WIB berakhir imbang 0-0.
Hasil ini betul-betul merusak prediksi sebagian besar pengamat di awal kompetisi. Pasalnya, Atletico Madrid merupakan kontestan dengan nilai koefisien tertinggi di Grup B.
Bandingkan saja poin Atletico yang sejumlah 105.000 dengan milik tiga kontestan lain di grup. Nilai koefisien FC Porto sebanyak 80.000 poin, sedangkan Bayer Leverkusen 53.000, dan Club Brugge yang paling rendah dengan 38.500 poin.
Sebagaimana diketahui bersama, nilai koefisien tersebut merupakan gambaran prestasi sebuah klub di pentas Eropa dalam lima musim terakhir. Semakin tinggi poinnya, itu berarti klub tersebut selalu tampil bagus dalam lima musim sebelumnya.
Atas dasar nilai koefisien inilah Atletico masuk pot 1 dan Brugge masuk pot 4 pada saat drawing fase grup. Dengan kata lain, Atletico dipandang sebagai tim terkuat di Grup B, sedangkan Brugge adalah tim terlemah.
Karena itu banyak yang memperkirakan Atletico bakal melenggang mulus dari fase grup. Mengulangi capaian-capaian mereka di musim-musim sebelumnya yang selalu melaju ke fase gugur.
Eh, yang terjadi musim ini justru kebalikannya. Nasib Atletico masih belum pasti karena baru meraup 4 poin dari empat pertandingan. Malah Club Brugge, klub terlemah di Grup B, yang terlebih dahulu memastikan diri lolos ke babak 16 besar.
Berbekal 10 poin hasil dari tiga kali menang dan sekali seri, perolehan Brugge tidak akan mungkin dilampaui oleh tiga pesaingnya di grup. Bahkan seandainya mereka selalu kalah dalam dua pertandingan sisa sekalipun.
Cetak Sejarah
Raihan poin Club Brugge di matchday 4 melampaui prediksi saya. Usai kemenangan telak tim asuhan Carl Hoefkens di kandang FC Porto di matchday 2 bulan lalu, saya menebak Simon Mignolet, cs. bakal meraup maksimal 10 poin dalam enam pertandingan.
Baca juga: Club Brugge, Kuda Hitam Belgia yang Siap Kejutkan Eropa