SEPANJANG hidupnya, mendiang Ratu Elizabeth II dikenal luas akan kegemarannya menunggang kuda. Namun mengaitkan sang ratu dengan olahraga, ada satu momen ikonik dalam dunia sepak bola yang bakal selalu dikenang warga Inggris dan juga dunia.
Kita mundur ke masa 56 tahun lalu, tepatnya pada 30 Juli 1966. Saat itu Ratu Elizabeth berusia 40 tahun dan telah 14 tahun menduduki tahta.
Sabtu sore yang cerah itu Ratu Elizabeth II duduk di tribun VIP Stadion Wembley dengan wajah semringah. Pasalnya, scoreboard jumbo yang berada di atas salah satu tribun menunjukkan skor besar-besar. ENGLAND 2 GERMANY W. 1.
Ya, timnas Inggris tengah unggul 2-1 atas Jerman Barat, berkat gol Geoff Hurst dan Martin Peter. Sementara pertandingan tinggal menyisakan dua menit saja di waktu normal.
Semua penonton yang memadati Wembley, termasuk Ratu Elizabeth II, bersiap-siap merayakan satu momen bersejarah. Begitu wasit Gottfried Dienst asal Swiss meniup peluit, maka Inggris bakal dipastikan menjadi juara Piala Dunia.
Sayang, kemenangan tersebut musti buyar di menit ke-89. Berawal dari tendangan bebas Lothar Emmerich yang menghantam pagar hidup, sebuah kemelut terjadi di dalam kotak penalti Inggris.
Suasana kacau itu membuat bola liar terpantul ke mana-mana, sebelum akhirnya jatuh di kaki Wolfgang Weber yang tanpa pengawalan di sisi kiri kotak kecil. Tanpa pikir panjang, bek tengah Jerman Barat itu langsung menceploskan bola ke dalam gawang.
Skor menjadi 2-2 dan bertahan hingga wasit meniup peluit panjang tiga kali. Apa boleh buat, pertandingan musti dilanjutkan ke babak ekstra. Ratu Elizabeth II mau tidak mau harus lebih lama berada di Wembley.
Hat-trick Hurst
Seolah ingin membayar lunas kecerobohan mereka di menit akhir tadi, para pemain Inggris langsung tancap gas di babak tambahan. Gawang Jerman Barat terus dibombardir, tetapi bola ada yang menghantam tiang atau melenceng jauh dari sasaran.
Kalau bukan karena sigapnya penampilan kiper Hans Tilkowski sore itu, tentulah gawang Jerman Barat telah kebobolan banyak. Berkali-kali Tilkowski menggagalkan peluang Inggris, meski harus membuat penyelamatan-penyelamatan sulit.