Lihat ke Halaman Asli

Eko Nurhuda

TERVERIFIKASI

Pekerja Serabutan

Jersey Tim Sepakbola dari Masa ke Masa

Diperbarui: 19 Juni 2022   07:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

FOTO: Tangkapan layar tayangan Vidio.com

ADA satu kejadian menarik kala Indonesia dikalahkan Yordania di Kualifikasi III Piala Asia 2023, Minggu (12/06/2022) dini hari WIB. Pada menit ke-28, Marc Klok mendapat kartu kuning akibat menarik kaus pemain lawan.

Bukan tarikan sembarang tarik. Karena dilakukan untuk menahan laju lari lawan, sementara yang ditarik terus berlari, kaus yang dikenakan Mousa Al-Tamari sobek. Lebih tepatnya terbelah dua, sebab sobekan yang terjadi memanjang dari atas ke bawah.

Akibatnya, mau tak mau Al-Tamari menepi dulu di bangku cadangan untuk berganti kaus. Sedangkan Klok dipanggil wasit Yaqoob Abdul Baki asal Oman untuk diberi kartu kuning.

Momen ini jadi olok-olokan netizen Indonesia kala itu. Ada yang menyebut jersey timnas Yordania serupa kaus partai, kaus yang umum dikatakan berbahan saringan tahu.

Andai saja netizen Indonesia tahu bagaimana rupa jersey sebuah tim di awal-awal sepak bola berkembang, pastilah dijadikan bahan olok-olok juga. Sebab, jersey klub sangat berbeda dengan yang terlihat sekarang. Jauh dari kata modis dan keren. Maka, memakainya pun mungkin para netizen tidak mau.

Tidak seperti sekarang, di mana para supporter berlomba-lomba membeli jersey klub-klub yang mereka dukung. Tak mampu beli versi orisinil keluaran apparel resmi, beli versi KW Thailand pun jadi. Tidak mampu juga? Beli di pasar cukuplah.

Klub pun tahu betul caranya mengeruk uang penggemar dari sektor ini. Tidak heran bila saban musim berganti, desain jersey klub-klub juga ikut berganti. Tujuannya apa lagi kalau bukan supaya penggemarnya mengeluarkan uang setiap tahun untuk membeli jersey klub.

Mulanya Cuma Pembeda

Dari sektor jersey saja, sebuah klub papan atas seperti Liverpool FC atau Real Madrid bisa memperoleh tambahan penghasilan dengan nilai fantastis. Itu belum termasuk nilai kontrak dengan pihak apparel yang memproduksi dan menjual jersey klub tersebut.

Belum lagi kerja sama sponsor dengan merek-merek yang memajang logo mereka di bagian dada jersey. Misalnya Liverpool FC, yang sudah selama 12 tahun terakhir terikat kontrak dengan Standard Chartered.

Dari kontrak pemasangan logo Standard Chartered di jersey saja, Liverpool FC mengantongi pendapatan setidaknya 40 juta GBP setahun. Dalam rupiah, nilai itu setara Rp725.648.848.800. TUJUH RATUS MILIAR lebih!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline