Penulis: Dinaya Safina (NPM 2054161007) dan Darwin H Pangaribuan (NIDN 0013016302)
Mahasiswa dan Dosen Jurusan Agronomi Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
"Dalam mengurangi penggunaan pupuk anorganik yang terlalu banyak, maka diperlukan kombinasi dengan menggunakan pupuk organik cair agar dapat mengurangi kerusakan struktur tanah, penurunan bahan organik dalam tanah dan pecemaran lingkungan"
Pendahuluan
Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) sebagai tanaman favorit di kalangan masyarakat karena memiliki rasa yang lezat. Jagung manis mengadung karbohidrat, lemak, protein dan gizi yang banyak sehingga jagung manis mempunyai permintaan pasar yang tinggi (Iskandar, 2006). Pada tahun 2020, jagung manis diproduksi di Indonesia sebanyak 24,95 juta ton. Petani dan pengusaha tanaman jagung manis di Indonesia belum bisa memaksimalkan produksinya walaupun kebutuhan pasar dan permintaan konsumen sampai saat ini masih terus melonjak.
Unsur hara merupakan faktor pembatas utama pada pertumbuhan budidaya jagung manis. Jagung manis memerlukan nutrisi yang mencukupi untuk mencapai hasil optimalnya. Tanaman ini tidak akan menghasilkan dengan baik tanpa nutrisi yang diperlukan. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ini adalah melalui pemupukan anorganik maupun organik.
Petani sering menggunakan pupuk anorganik karena efeknya cepat terlihat. Namun, penggunaan tidak berhenti dalam jangka panjang dapat mencemari lingkungan, seperti mengerasnya tanah dan tercemarnya air, selain harganya yang mahal (Zulfida, 2020). Oleh karena itu, diperlukan kombinasi dengan pupuk organik yang berasal dari bahan organik untuk mengurangi dampak negatif tersebut. POC dapat membantu memperbaiki unsur hara pada tanah dan dapat meningkatkan kesuburan tanah. Bahan organik yang digunakan dalam pembuat POC ini yaitu daun kelor, daun lamtoro, dan air kelapa.
Kandungan Pupuk Anorganik dan Organik
Pemupukan merupakan hal yang dilakukan untuk menaikkan hasil dan kualitas tanaman. Pemupukan terdiri dari 2 macam yaitu pupuk anorganik dan organik. Pada penelitian ini pupuk anorganik digunakan yaitu urea, SP-36, dan KCl. Pupuk yang memiliki kandung nitrogen, fosfor diketahui mampu meningkatkan perkembangan hasil pada jagung. Pupuk yang memiliki kandungan nitrogen (N) dan fosfor (P) berpengaruh dalam ukuran tinggi tanaman, waktu panen dan jumlah tongkol (Maulana et al, 2015). Selain itu pupuk KCl sebagai sumber tambahan kalium bagi tanaman karena dapat meningkatkan tingkat kemanisan jagung manis (Alfian dan Purnamawati, 2019).
POC adalah pupuk dalam bentuk larutan dan hasilnya alami karena dibuat dengan bahan organik yang difermentasi. Pembuatan pupuk ini biasanya berasal dari limbah organik hewan dan tumbuhan. Pada penelitian ini yang digunakan yaitu daun kelor, lamtoro dan air kelapa yang dapat digunakan dalam membuat POC. Beberapa penelitian terdahulu telah berhasil menggunakan POC dari daun kelor dan lamtoro, dan air kelapa pada tanaman budidaya.
Daun kelor mengandung beragam unsur hara seperti fosfor, zat besi, magnesium, dan kalsium yang diperlukan dalam pertumbuhan tanaman jagung, unsur-unsur tersebut mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal dan panen yang baik. Kandungan unsur hara seperti N, P, K dalam lamtoro mempercepat penyerapan nutrisi (Pangaribuan dkk., 2011). Air kelapa dapat menjadi bahan yang digunakan untuk pupuk organik karena memiliki berbagai manfaat untuk pertumbuhan tanaman, Isinya berbagai mineral seperti kalium (K), kalsium (Ca), natrium (Na), magnesium (Mg), besi (Fe), sulfur (S), serta gula dan protein. Hormon alami yang dimiliki air kelapa berupa sitokinin dan auksin, di mana sitokinin memacu tunas sedangkan auksin mendorong pertumbuhan sel dan akar.