Lihat ke Halaman Asli

Darwin KangGURU

Agroteknologi, Universitas Lampung

Teknologi Pascapanen Kacang Ercis Sumber Protein Menunjang Ketahanan Pangan

Diperbarui: 5 Agustus 2024   11:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kacang ercis (Pisum Sativum). Sumber: iStock. istockphoto.com/id/

Penulis Nurul Rusdi dan Darwin H. Pangaribuan (Mahasiswa Pascasarjana dan Dosen Jurusan Agronomi Hortikultura) Fakultas Pertanian Universitas Lampung

 "Tantangan utama yang dihadapi dalam budidaya komoditas sayuran seperti halnya kacang ercis adalah menjaga kualitasnya setelah dipanen.   Teknologi penanganan hasil panen komoditas sayur-sayuran diperlukan untuk menjaga mutu seperti penampakan, tekstur, citarasa dan nilai nutrisi produk"

Kacang ercis atau juga dikenal dengan nama kacang polong merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan oleh petani.     Istilah  ercis/ erwtjes berasal dari kosa kata bahasa Belanda yang artinya “kacang kecil”,  hal ini berkaitan dengan sejarah asal muasal yang membawa  tanaman ini pertama kali ke Indonesia, yaitu pemerintah kolonial Belanda yang kala itu menjajah Indonesia (https://www.tanam.co.id/tanaman-kacang-ercis.).  

Kacang ercis sangat disukai masyarakat, baik dikonsumsi dalam bentuk olahan segar maupun olahan hasil lainnya, karena selain rasanya yang enak juga memiliki nilai gizi tinggi.   Nutrisi kacang ercis dikutip dari beberapa sumber (Khan et al, 2017; Wu et al 2023) memiliki kandungan karbohidrat 20-25%, protein 23-25%, gula 4-10 %, lemak 0.6 – 1.5 % dan 2-4% mineral penting seperti kalsium fosfor zat besi dan berbagai vitamin, sehingga menurut pakar kesehatan bermanfaat untuk kesehatan tulang, peremajaan kulit dan penurunan kolesterol (Dahl et al, 2012).

Tantangan utama yang dihadapi dalam budidaya komoditas sayuran seperti halnya kacang ercis adalah menjaga kualitasnya setelah dipanen.   Teknologi penanganan hasil panen komoditas sayur-sayuran diperlukan untuk menjaga mutu seperti penampakan, tekstur, citarasa dan nilai nutrisi produk serta untuk mengurangi susut dari saat panen sampai produk tersebut dikonsumsi (Kitinoja dan Kader, 2002).   

Penerapan teknologi canggih seperti sensor pintar, pengolahan citra digital untuk penentuan umur dan waktu panen serta penggunaan bahan kemasan yang inovatif, telah menawarkan solusi potensial untuk mengatasi tantangan dalam pasca panen tanaman sayur-sayuran.  Dengan menerapkan teknologi terkini tentunya  dapat memberikan solusi yang efektif dalam meningkatkan efisiensi, memperpanjang umur simpan serta mempertahankan kualitas dan nilai gizi kacang ercis setelah dipanen. 

Panen dan Penanganan Hasil Panen di Lapangan

Kacang ercis sering terlihat dijual dalam bentuk segar dalam polong di pasar tradisional, namun sekarang ini juga banyak dijual dalam kemasan di pasar swalayan, baik dalam dalam bentuk segar, kering maupun beku dalam kemasan plastik ataupun kaleng.  Penentuan umur panen, waktu panen dan penanganan hasil panen saat di lapangan merupakan hal yang sangat penting diperhatikan untuk mendapatkan produk segar berkualitas sebelum diolah lebih lanjut. 

Pada umumnya kacang ercis dipanen saat polong sudah matang namun masih muda antara umur 60 – 80 hari setelah tanam.  Penundaan umur panen hingga umur lebih tua mengakibatkan perubahan rasa dan tekstur sehingga tidak disukai konsumen.  Kreteria umur panen yang dapat digunakan adalah  polong masih muda, bentuk lunak tidak berserat dengan warna hijau muda, pada umumnya umur 9-11 hari setelah bunga mekar (Setiawati et al, 2007).

Waktu dan kondisi cuaca saat panen di lapangan sangat berpengaruh terhadap mutu kacang ercis.  Pagi atau sore hari saat cuaca lembab merupakan waktu terbaik untuk pelaksanaan panen (Borreani, Peiretti dan Tabacco, 2006).  Kondisi kelembaban udara pada pagi atau sore hari biasanya  lebih tinggi dari siang hari, demikian pula suhu udara lebih dingin sehingga hal ini dapat membantu dalam menjaga kesegaran sayuran setelah dipanen.  Selain itu pagi hari atau sore hari juga memberikan perlindungan terhadap panas matahari yang dapat menyebabkan layu atau penurunan kualitas sayuran. 

Pemilihan cara atau praktek panen seyogyanya  menyebabkan kerusakan  sekecil mungkin perhadap produk.  Pemanenan kacang ercis dapat menggunakan gunting atau pisau dengan cara memotong tangkai polong tanaman.  Polong kacang ercis yang telah dipetik selanjutnya dimasukkan dalam wadah yang bersih untuk kemudian segera dikemas dan dipasarkan atau diolah lebih lanjut agar tetap segar dan tidak kehilangan nutrisinya.   Peti karton dengan lapisan koran dan plastik PE atau karton bergelombang yang dilapisi lilin merupakan kemasan yang baik untuk digunakan dalam penanganan produk kacang ercis yang akan dipasarkan dalam bentuk segar (Setiawati et al, 2007).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline