Lihat ke Halaman Asli

Darwin KangGURU

Pembelajar dan Pesiar; Serious Yet Casual

Terhindar dari Operasi Amandel dan Operasi Gigi

Diperbarui: 25 Oktober 2023   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Medisata, solar22/iStock

"Orang tua bertanggungjawab terhadap kesehatan dan masa depan anak anaknya.  Kehatihatian orang tua dalam mengambil keputusan akan menentukan masa depan kesehatan anak anaknya"  

Orang tua perlu berhati hati dalam mengambil keputusan terhadap kesehatan anak anaknya.  Orang tua bertanggungjawab terhadap kesehatan dan masa depan anak anaknya.  Kepedulian dan kehatihatian orang tua akan menentukan masa depan kesehatan anak anaknya.  

Saya ingin berbagi pengalaman saya sebagai orang tua dengan dua anak yang menghadapi masalah kesehatan yang cukup serius. Anak pertama saya, seorang pria, sejak kecil telah memiliki masalah dengan amandelnya. 

Setiap kali kami berkonsultasi dengan dokter puskesmas atau dokter ahli THT, mereka selalu menganjurkan untuk melakukan operasi amandel. Mereka meyakinkan kami bahwa operasi amandel adalah tindakan yang umum dan aman, dengan banyak pasien yang pulih tanpa masalah lebih lanjut. Namun, sebagai orang tua, hati nurani saya tidak rela melihat anak saya menjalani operasi tersebut.  

Sebagai upaya pencegahan, saya memutuskan untuk melarang anak saya minum es, karena saya yakin bahwa minuman dingin bisa memperburuk masalah amandelnya. Saya juga memiliki keyakinan bahwa amandel anak saya akan membaik seiring bertambahnya usia dan perkembangannya. 

Syukur kepada Tuhan, sekarang, anak saya telah tumbuh menjadi seorang sarjana, tanpa pernah menjalani operasi amandel dan jarang mengalami kambuh masalah amandelnya. Hal ini membuktikan bahwa mengikuti suara hati nurani saya dalam memilih jalan yang tidak melibatkan operasi amandel adalah keputusan yang tepat.

Sumber: Kidzdental.co.id/Gambar gigi berjejal

Kasus kedua adalah anak perempuan saya, yang memiliki masalah dengan ketidakteraturan giginya. Kami mengonsultasikannya kepada seorang dokter gigi, yang menyarankan agar geraham kiri dan kanannya dicabut sepenuhnya. 

Menurut dokter gigi ini, tindakan tersebut akan memberikan ruang bagi gigi susunya untuk tumbuh secara normal, sehingga giginya akan menjadi rapih. Namun, hati nurani saya menolak ide untuk mencabut geraham anak saya, karena saya tidak ingin melihat anak gadis kami kehilangan gigi gerahamnya seumur hidup saat ia masih seorang siswa SMP.

Saya memutuskan untuk menunda dan mencari opini sekunder. Akhirnya, saya menemui seorang dokter gigi senior yang memiliki solusi yang lebih bijaksana: cukup dengan memasang behel selama 3 tahun.  Syukur pada Tuhan, gigi anak perempuan saya, yang sekarang sudah siswa SMA, telah menjadi rapih tanpa harus menjalani operasi pencabutan geraham. 

Hikmah dari kesaksian ini adalah penting untuk mendengarkan suara hati nurani yang pertama kali kita dengar. Suara hati nurani tersebut adalah yang murni dan sesuai dengan keinginan kita sebagai orang tua yang peduli terhadap masa depan anak-anak kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline