Lihat ke Halaman Asli

Gaya Tiki-Taka

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Oleh drh Chaidir

LUPAKAN sejenak gonjang-ganjing pembangunan Stadion Utama (main stadium) PON XVIII Riau seharga satu triliun rupiah lebih itu. Alihkan perhatian ke Stadion Santiago Bernabeu, Real Madrid dan Stadion Camp Nou di Barcelona. Dua stadion ini akan menjadi saksi empat tim raksasa Eropa adu kekuatan dan adu gengsi untuk menentukan dua tim terbaik yang akan berlaga di partai final Liga Champion pada 19 Mei 2012 di Allianz Arena, Munchen, German.

Klub Real Madrid akan menjamu raksasa German, klub Bayern Munchen yang mengalahkan Real Madrid 1-2 pada leg pertama di Allianz Arena, kandang Bayern Munchen. Di Camp Nou, klub terbaik dunia saat ini, Barcelona, akan menjamu klub Inggris, Chelsea. Chelsea menumbangkan FC Barcelona di Stamford Bridge, kandang Chelsea 0-1 pada leg pertama. Kalau mau menciptakan final derby legendaris, final sesama Spanyol antara Real Madrid vs Barcelona, maka kedua klub kebanggaan Spanyol tersebut harus menang dengan selisih dua gol. Kalau hanya menang dengan selisih satu gol, maka gol tandang akan ikut menentukan.

Tak ada yang meragukan, keempat tim adalah tim terbaik yang bertabur bintang. Rekam jejak yang paling mentereng saat ini tentulah FC Barcelona yang bermarkas di Barcelona, kota kedua terbesar di Spanyol. Barcelona adalah juara dunia antar klub setelah mempermalukan jago Brazil, Santos 4-1 di Tokyo beberapa bulan lalu. Barcelona memiliki pemain terbaik dunia, Lionel Messi. Di samping Messi ada Iniesta, Xavi, Puyol, Pedro, Alexis, Gerard Pique, dan lain-lain. Semuanya pemain handal dan sebagian besar mereka adalah squad Tim Nasional Spanyol yang mengantarkan Spanyol Juara Dunia 2010 di Afsel.

Real Madrid, memiliki pemain termahal dunia, Cristiano Ronaldo, Mesut Ozil, Khedira, Kaka, Higuain, dan kiper terbaik dunia Iker Casillas, dan lain-lain. Real Madrid adalah calon kuat juara Liga Primera Spanyol tahun ini. Pada hari Sabtu dua hari lalu, mereka mempermalukan Barcelona di Camp Nou dengan skor 1-2.

Bayern Munchen diperkuat bintang Arjen Robben, Ribery yang sangat tajam, Phillip Lahm kapten Tim Nasional German, penyerang Mario Gomez, dan juga kiper nasional German, Neuer. Dan Chelsea, yang menumbangkan Barcelona pada leg pertama,juga bertabur bintang, ada Drogba, John Terry, Ashley Cole, Frank Lampard, Juan Mata,, Fernando Torres, dan Peter Cech, kiper tim nasional Ceko yang berada di bawah mistar. Akhir-akhir ini Chelsea tampil menakutkan dibawah polesan pelatih muda, Roberto di Matteo, yang bertangan dingin.

Penonton pasti akan memperhatikan tingkah polah pelatih kondang The Special One, Mourinho, yang berada di kubu Real Madrid. Dan tentu saja Pep Guardiola di kubu Barcelona yang telah menyulap Barcelona dengan gaya permainan tiki-taka. Dan di kubu Bayern Munchen adalah pula pelatih sekaliber Jupp Heynckes.

Dari empat semifinalis, tiga diantaranya yakni Real Madrid, Bayern Munchen dan Chelsea memiliki gaya permainan efektif, pragmatis. Hanya Barcelona yang tampil beda dengan gaya tiki-taka. Gaya permainan tiki-taka dimainkan dengan sempurna oleh Barcelona. Dengan umpan-umpan pendek cepat dan pergerakan tanpa bola, Barcelona rata-rata menguasai bola sekitar 75 persen dalam setiap pertandingan. Tetapi sepakbola tidak hanya masalah penguasaan bola (ball possession). Sepakbola adalah bagaimana mencetak gol lebih banyak daripada yang mampu dicetak lawan. Dan jago tiki-taka itu sudah kalah dua kali berturut-turut dalam dua pertandingan penting terakhir. Pekan ini pekan yang mendebarkan. Nobar yuk?

Tentang Penulis : http://drh.chaidir.net




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline