Lihat ke Halaman Asli

Terima Kasih Wanita

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13666336121510860583

Berbicara tentang wanita tentu dihubungkan dengan kelembutan, kesantunan dan kepatuhannya kepada Sang Suami. Masih ada dalam ingatanku alm. Kakekku Seniman berkata bahwa wanita itu sudah kodratnya 3M yakni Macak, Manak, dan Masak. Macak (bahasa Jawa) yang artinya bersolek atau berhias. Jangan dimaknai hanya sebagai aktivitas bersolek mempercantik diri namun di dalamnya terkandung makna menghiasi atau memperindah bangunan rumah tangga. Juga mempercantik batinnya supaya memiliki sifat yang lemah lembut, ikhlas, penyayang, sabar dan mau bekerja keras. Manak (bahasa jawa) yangartinya melahirkan anak. Dimana tidak semata proses bekerja sama dengan suami dalam membuat anak, mengandung dan melahirkan seorang buah hati. Akan tetapi mengurus, mendidik, dan membentuk karakteristik seorang anak hingga menjadi manusia seutuhnya. Dan Masak (bahasa jawa) yang bermakna memasak, dimana wanita atau perempuan Jawa tidak sekadar membuat atau mengolah makanan, melainkan memberi nutrisi dalam rumah tangga sehingga tercipta keluarga yang sehat. Dalam aktivitas memasak pula seorang wanita harus memiliki kemampuan meracik, menyatukan, dan mengkombinasikan berbagai bahan menjadi satu untuk menjadi sebuah makanan. Ini adalah wujud kasih sayang istri terhadap seluruh anggota keluarga. Namun berbeda dengan wanita yang ada dalam masa kini, khususnya wanita-wanita yang inspiratif bagi rumahnya, masyarakatnya bahkan bangsanya. Bermula dari Ibuku sendiri, Supiati namanya. Nama yang masih terdengar kuno dan simple sih, yang kebanyakan memang sodaraku mempunyai nama berawalan Su-xxx. Memang dahulu Ibuku bukanlah dari keluarga yang sangat mampu, namun Ibuku tumbuh dari keluarga yang sederhana yang dididik dengan kedisiplinan dan adat jawa yang cukup kental. Beliau memang sempat mengenyam pendidikan di sekolah dasar jaman Belanda dulu, ya hanya sampai pada sekolah dasar saja. Mungkin bagi para pembaca hal ini tidak terlalu menarik, namun dibalik kesederhanaan dan pendidikan yang cukup rendah tersebut terdapat pribadi hebat yang ada dalam diri beliau. Beliau tak ingin diriku sebagai anaknya menjadi sepertinya dulu, tapi aku harus menjadi wanita yang kuat dan sukses dikedepannya. Beliau adalah kartini inspiratif bagi rumahnya, keluarga kecilnya yakni aku, adikku, ayah dan beliau. Beliau selalu mengajarkanku bagaimana menjadi wanita yang berkepribadian yang cantik luar dalam dan tetap sholehah, walaupun beliau tak pernah bersekolah tentang kepribadian. Tak pernah lelah beliau mengingatkanku bangun sepertiga malam untuk sholat malam dan sholat subuh, menanak nasi, memasak, cuci piring dan mencuci pakaian. Segala aktivitas tersebut dididikkan padaku sejak aku berada di kelas 3 SD. Beliau selalu memberikan cerita inspiratif dan membangun padaku, bagaimana susahnya mencari uang, bagaimana beliau membantu Eyang Putriku Rupi'ah menjaga dan merawat 5 adiknya yang masih kecil, dan masih banyak lainnya. I Love You, Ibu.. :) Wanita berikutnya adalah kartini bagi masyarakatnya. Kategori ini sangat cocok jika kita nobatkan bagi para Ibu-Ibu rumah tangga yang tak hanya menjadi kartini bagi rumahnya tapi juga menjadi kartini bagi masyarakatnya. Siapa lagi yang masih mau dan bersemangat untuk melakukan penyuluhan tentang KB (Keluarga Berencana), pemberantasan Jentik-jentik Nyamuk, penyuluhan dan pemberian obat tetes untuk para balita dan masih banyak lainnya. Para Ibu-ibu yang masih sangat bersemangat untuk membangun masyarakatnya yang sehat dan melek akan pengetahuan khususnya dibidang kesehatan. Karena sehat itu mahal !!! Tanpa Ibu-Ibu PKK ini, siapa lagi tim penggerak para Ibu-Ibu Rumah Tangga lainnya untuk memperhatikan kesehatan tubuh dan kesehatan para balitanya? Yes, Ibu-Ibu PKK kau adalah kartini bagi masyarakatnya. Wanita inspiratif lainnya adalah kartini bagi bangsanya. Mungkin yang hingga kini masih mengena dalam diriku wanita tersebut adalah R. A Kartini dan Sri Mulyani. Betapa tidak, mereka masuk dalam jajaran Tokoh Wanita Berpengaruh Dunia dengan bidang yang berbeda. R. A Kartini, terkenal sebagai Ibu Emansipasi Wanita yang telah menulis banyak surat kepada para sahabatnya di Belanda tentang isu-isu sosial dan pendidikan khususnya di Indonesia masa itu. Hingga para sahabatnya bersimpati padanya dan membantunya untuk bangkit sampai pada terbangunnya sekolah khusus wanita yang dinamakan Sekolah Kartini. Namun sayang perjuangannya terhenti setelah beliau melahirkan putera pertamanya, empat hari seusai melahirkan beliau meninggal. Tak berhenti disitu, para sahabatnya yang menerima surat-surat Ibu R.A Kartini mengumpulkan semua surat tersebut dan dibukukan dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Perjuangan R.A Kartini ini akhirnya sangat memberikan pengaruh bagi perubahan dan kemajuan para wanita negeri ini yang juga berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Disisi lain ada juga Sri Mulyani, wanita yang pernah menjadi Menteri Keuangan RI ini cukup berpengaruh bagi kemajuan negeri ini dalam bidang ekonomi. Hingga pada saat ini beliau menjadi Direktur Bank Dunia yang benar-benar asli Indonesia. She's great woman !!! So, untuk seluruh wanita-wanita Indonesia jangan pernah ragu untuk melangkah dan memutuskan. Lakukan yang terbaik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakt dan bangsa !!! Namun tetap tidak menyalahi kondrat kita sebagai wanita sejati.. :) Terima Kasih Wanita . . .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline