Lihat ke Halaman Asli

Guru Juga Manusia

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Suatu siang , setelah kurang lebih sepuluh tahun tidak berjumpa, aku menyempatkan diri untuk menemui sahabatku semasa SMU dulu. Sahabatku adalah seorang guru Sekolah Dasar, padahal dia adalah alumni sarjana tehnik sipil tetapi karena kecintaannya pada mengajar dia mengambil Akta  lV untuk bisa menjadi seorang guru.

Aku duduk  disuatu ruang tamu SD tempat kawanku mengajar, didepanku juga duduk seorang ibu yang sedang gelisah. Kulihat matanya sedikit memerah, dari raut wajahnya ada kemarahan dan kekecewaan.

" Sepertinya sekolahan ini guru-gurunya sedang sibuk ya, Bu ? ,"tanyaku basa-basi membuka percakapan pada Ibu didepanku.

" Iya Mbak, dari tadi saya menunggu kepala sekolahnya, belum juga muncul. Ada sedikit masalah dengan hasil ujian anak saya," jawab Ibu itu.

" Oh, masalah seperti apa Bu, kalau boleh saya tau," tanyaku lagi.

" Hasil ujian anak saya mba, sangat mengecewakan. Anak saya peringkat pertama dikelas, nilai ujian untuk Matematika 9,6 mba, untuk Bhs Indonesianya juga mendapat 9,4 tetapi nilai IPAnya saya sangat heran mba, karna mendapat 5,2 dan saya dengar itu nilai terendah di kelasnya , " cerita si Ibu dengan penuh kecewa.

" Mungkin, putra ibu saat itu sedang sakit atau tidak enak badan, Bu ," tanyaku penasaran.

" Tadinya saya juga berpikir begitu mba, tetapi setelah saya tanya anak saya, dia bilang katanya hmpir bisa menjawab semua soal-soal dan kebetulan IPA adalah test hari kedua sedangkan nilai ulangan hari pertama dan ketiga hampir sempurna, saya ingin tau apa mungkin ada kekeliruan mbak ".

Tiba-tiba Ibu itu dipersilahkan masuk keruang Kepala Sekolah, dan pada saat yang sama temankupun muncul, kamipun saling berpelukan.

Akhirnya setelah sedikit bercakap-cakap, akupunmohon diri karena takut menganggu orang yang sedang mengajar. Akupun berpamitan dan membuat janji untuk bertemu lagi nanti sore di tempatku menginap. Kulihat si Ibu tadi juga keluar dari ruang Kepala Sekolah, kami berjalan bersama menuju tempat parkir.

" Sekolah macam apa ini, sama sekali tidak ada tanggungjawab," gerutu si Ibu tadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline