Lihat ke Halaman Asli

Uang Adalah Pemenangnya

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di sudut Desa.

Rusli menyusun pakaiannya, hanya beberapa lembar baju , kaus dan celana saja. Itu semua adalah pakaian yang masih pantas pakai yang dimilikinya. Di meja ada beberapa lembar uang ratusan ribu hasil penjualan "sirebo" kambing piaraan Rusli.

Rusli mendapat kesempatan kuliah dikota, dan masuk perguruan tinggi negri tanpa tes, dia juga mendapat beasiswa setiap bulannya. Rusli adalah anak yang pandai dan layak mendapatkan kesempatan itu. Ruslipun berangkat ke kota dengan semangat yang sangat tinggi untuk mengapai cita-citanya sebagai seorang guru.

Di Kota , Rusli kuliah sambil bekerja. Setiap malam dia bekerja di pom bensin, dia juga memberi les pada anak-anak SD, semua dia lakukan agar kuliahnya dapat berjalan dengan lancar. Orang tuanya hanyalah buruh tani didesanya dan Rusli tidak tega mengharapkan kiriman dari orang tuanya. Alhamdulillah semua bisa teratasi.

Rusli yang pandai dapat menyelesaikan sarjananya kurang dari 4 tahun dengan nilai yang sangat memuaskan, IP-nya 3,6. Tidak sia-sia semua perjuangannya selama ini.

Setelah diwisuda Rusli pulang kampung, mengabdikan dirinya sebagai guru tidak tetap (GTT) di desanya.

" Aku ingin semua orang didesaku, bersekolah dan pintar ".

Honor yang Rusli terima setiap bulannya tidak sebanding dengan pekerjaannya dan juga perjuangannya ketika masih kuliah dulu.Rusli hanya dibayar 250 ribu setiap bulannya. Sudah tiga tahun Rusli mengabdi di sekolah itu, sudah 3 kali pula Rusli gagal seleksi CPNS.

***

Di tengah Kota

Rudy sedang bernegoisasi dengan seorang temannya. Sudah 7 tahun dia kuliah dan belum juga selesai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline