Lihat ke Halaman Asli

Perempuan Keji (Tamat)

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

perempuan keji (5)perempuan keji (4), perempuan keji (3), perempuan keji (2), perempuan keji (1)

Kisah ini hanyalah sebuah gambaran dalam kehidupan yang mungkin saja akan kita alami. Apabila kita menabur benih maka suatu saat kita akan memetik buahnya, apabila kita menanam kejahatan suatu saat akan terkena karmanya….

(6)

Muris adalah sosok seorang pemimpin karbitan.Zumalah yang berperan sangat banyak hingga dia bisa jadi pemimpin dengan cepatnya, Zuma juga yang rela melakukan lobi kemana-mana asal Muris diangkat jadi kepala bagian.

Sudah 3 (tiga) tahun Muris menjabat sebagai kepala PJKA dikota itu. Karena sibuk dengan pekerjaan rumah, Muris selalu telat datang ke Kantor begitu juga saat jam pulang, Muris selalu ingin cepat-cepat pulang kerumah. Muris lebih senang berada dirumah, mengerjakan pekerjaan rumah, asal berada didekat Zuma istrinya.

Suatu hari, Muris sangat kaget karena uang diperusahaan yang dia pimpin diselewengkan karyawannya, dan parahnya semua yang bertanggungjawab adalah Muris. Karena semua pengeluaran itu atas persetujuannya dan juga tanda tangannya selaku pimpinan. Muris kalah karena tidak bisa membuktikan fitnah itu.

Muris pimpinan yang bodoh itu, harus bertanggungjawab dan membayar ganti rugi. Muris dipecat dengan tidak hormat. Zuma sangat marah pada suaminya itu, karena Muris harus melepaskan kebun kopinya dijual untuk membayar uang yang tidak dia gunakan.

" Dasar laki-laki bodoh, kok gampang banget kamu percaya pada anak buahmu ", umpat Zuma pada Muris.

" Aku mati-matian berusaha agar kamu jadi pimpinan, bahkan kusodorkan tubuhku untuk itu. Sekarang mau ditaruh dimana mukaku, dasar suami takberguna ", Zuma benar-benar marah karna kebodohan Muris.

***

Nenek Supi,  meninggal dunia. Zuma benar-benar terpuruk sekarang. Dia seperti seekor anak ayam kehilangan induknya. Selama ini nenek Supi seperti separuh jiwanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline