Lihat ke Halaman Asli

Kau Tetap Suamiku (3)

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1331833318502751774

Ibu mertuaku meninggal dunia setelah sebulan sakit. Semua karena masalah yang dihadapinya, Budi dan Deni tidak saling menyapa lagi karena masalah Rosida. Ibu sakit karena Budi akan menceraikanku.

(3)

Sudah satu tahun, Ibu mertuaku meninggal dunia. Kehidupan keluargaku semakin menyesakkan dada. Aku selalu berharap akan ada suatu keajaiban dan suamiku kembali lagi kepelukan kami.

Ternyata penantianku sia-sia, kami tinggal serumah tetapi bagaikan orang asing saja. Mas Budi hanya bicara seperlunya saja padaku. Kami hidup memakai topeng , aku seperti sebuah boneka saja. Kami tampak baik hanya didepan anak-anak .

Kami pisah ranjang, tetapi setiap bulan suamiku masih memberikan gajinya padaku untuk biaya sekolah dan keperluan  sehari-hari anaknya.

Suamiku dan Rosida sudah tidak menutup-nutupi hubungan mereka lagi. Bahkan mereka sudah tidak perduli lagi dengan cibiran teman, atau bisik-bisik orang saat terlihat berdua bareng menghadiri party atau acara wedding. Mereka bahkan terlihat bangga dengan cinta mereka.

" Sebenarnya terbuat dari apa hatimu itu ??," suara mba Maria sahabatku yang juga teman sekantorku.

Hari itu aku tidak masuk kantor lagi karena sakit. Dan mba Maria seperti biasa datang untuk melihat keadaanku.

" Sebenarnya aku tidak mau terlalu jauh mencampuri urusan keluargamu, tetapi hampir separo kota ini tau suamimu berselengkuh dan kamu diam saja, seakan-akan tidak terjadi apa-apa....,"

" Ayolah Tanti, kalian masih muda, mungkin bercerai adalah jalan yang tepat untuk kalian agar tidak saling menyakiti seperti ini.... Kau bisa mendapat pasangan lagi dan hidup bahagia . "

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline