Lihat ke Halaman Asli

Pengabdian Demi Negara: Kisah Inspiratif Seorang Sipir

Diperbarui: 30 November 2023   19:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap profesi yang dimiliki seseorang pasti memiliki tantangan serta resiko nya masing-masing. Adanya sebuah profesi dapat diartikan sebagai sebuah usaha atau janji untuk dapat memenuhi tugas dan kewajiban yang dijalankannya. Setiap individu pastinya dalam menjalani profesinya akan selalu memberikan yang terbaik dalam memenuhi kewajibannya. Terkadang sebuah profesi juga dapat menguras tenaga, energi serta pikiran. Tantangan yang berbeda di setiap profesi pasti akan ada dan akan dirasakan setiap individu. Terkadang kita sebagai manusia yang umumnya selalu ingin berdekatan dengan keluarga, dengan adanya kewajiban dan tuntutan dari profesi kita harus rela meninggalkan keluarga demi menjalankan tugas. 

Seperti halnya yang dirasakan Bapak Anwar, 52 Tahun. Beliau merupakan seorang sipir di Lapas Kelas IIB Blitar. Beliau mulai bekerja pada tahun 1992 pada bulan April pada saat umur 21 Tahun. Beliau telah merasakan berbagai tantangan yang ada sepanjang menjalani profesinya sebagai seorang sipir.

Menjadi seorang sipir tentunya tidaklah mudah, tidak semua orang dapat menjalani profesi tersebut. Adanya banyak resiko yang dihadapi bapak Anwar dalam menjalani tugas  tidaklah membuat beliau menjadi semakin lelah dalam menjalani tugasnya, namun malah menjadikan beliau lebih semangat. Ketertiban yang ditanamkan dalam menjalankan tugasnya juga sangat ketat, menjadikan Bapak Anwar menjadi pribadi yang sangat bertanggung jawab serta cekatan. Jiwa pemberani pun juga harus ditanamkan di dirinya, karena profesinya ini juga mengandalkan keberanian dalam hal menjunjung keadilan. "Kalau nyalinya ciut ndak bisa njalani pekerjaan kaya gini, soalnya yang dijaga orang-orang yang mempunyai latar belakang kriminal" ucap beliau ketika wawancara. Adanya tatangan seperti itulah yang terkadang memicu terjadinya sebuah resiko dalam menjalankan tugasnya. 

Tidak hanya itu, Bapak anwar juga seringkali mengorbankan waktu untuk dihabiskan dalam menjalankan tugasnya. Dapat dibilang waktu bersama keluarga masih kurang dikarenakan jadwal shift yang sangat ketat dan tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Pekerjaanya juga tidak mengenal hari-hari libur maupun tanggal merah, apabila terdapat tanggal merah pada saat waktu shift maka Bapak Anwar juga tidak libur. Ketika hari-hari besar pun seperti hari raya idul fitri beliau pun tetap menjalankan shift yang ada dan tidak mengenal libur kecuali memang jatah libur shift nya. 

Ketika melakukan shift beliau pun juga tidak pernah ber istirahat, tidur sekejap pun dirasa tidak bisa, karena tanggung jawab yang besar dalam menjalankan tugas nya. Meskipun beliau shift malam, Bapak Anwar juga tidak tidur dari malam hingga pagi tiba. "kalau kerja seperti ini tanggung jawabnya besar tidak bisa dijalankan seenaknya sendiri, karena yang dijaga juga sama-sama orang apalagi orang nya memiliki latar belakang narapidana. Jadi harus bisa tertib dalam menjalankan tugas" ucap Bapak Anwar. 

Beliau mengatakan bahwa, menjadi seorang sipir tidaklah mudah, profesi ini sangat membutuhkan ketertiban, tanggung jawab serta pengorbanan yang sangat besar. Jadi ini merupakan tantangan yang ada di profesi yang dijalankan Bapak Anwar pada saat ini. Pengabdian yang ditunjukkan beliau dalam hal menjaga keamanan masyarakat serta menegakkan keadilan sangat jelas dalam menjalankan profesinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline