Lihat ke Halaman Asli

Peran Orang Tua terhadap Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 24 November 2021   05:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Covid-19 memengaruhi banyak sisi kehidupan manusia, termasuk dengan pola pendidikan anak serta pola asuh anak (parenting). Kita sadari bahwa kondisi ini memaksa ada kerja sama secara baik dan saling sinergi antara sekolah, orang tua dan masyarakat. Peranan orang tua terhadap anak salah satunya adalah mendidik anak-anaknya. Sejak sebelum wabah virus corona merebak, orang tua telah memiliki kewajiban mensupport pendidikan anak di sekolah. 

Pemerintah sendiri juga sedang berusaha untuk membuat suatu format bagaimana pelaksanaan Pendidikan itu bisa berjalan dengan baik. Dan yang sedang digagas sekarang ini adalah tentang PJJ (Pendidikan Jarak Jauh) yang menggunakan fasilitas IT. Sehingga secara tidak sengaja Ketika ada pandemi Covid-19 seperti saat ini maka kita sudah mulai untuk menggunakan program atau Pendidikan jarak jauh dengan berbagai macam media yang bisa kita cermati. 

Realitanya di lapangan kita sering mendengar keluhan dari guru, siswa maupun orang tua berkaitan dengan kondisi pelaksanaan sekarang ini. Sehingga harus ada solusi yang kita kemukakan agar pelaksanaan pembelajaran dimasa pandemi tetap bisa berjalan efektif dalam rangka untuk meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia.

Pemberlakuan pembelajaran daring sebagai upaya pencegahan penyebaran dan penularan virus ini membuat peran orang tua semakin besar dalam pendidikan anak.  Ketika kondisi normal kadang-kadang orang tua sudah menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah. 

Saat orang tua memahami bahwa virus corona saat ini belum ada obatnya, dan saat orang tua benar-banar memahami bahwa pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama, maka disitulah orang tua akan benar-banar aktif berpartisipasi mendampingi anaknya dalam pembelajaran online. 

Namun kendalanya tidak semua orang tua dapat mendampingi anak saat pembelajaran daring dengan beberapa alasan, misalnya orang tua bekerja. Hal inilah yang membuat pembelajaran daring belum diterima di masyarakat. 

Metode pengajaran dengan sistem daring dinilai cenderung membosankan bagi peserta didik. "Metode pembelajaran daring menjadi tantangan bagi kita semua yang terlibat di pendidikan dan parenting," ungkap Bu Uswatun orang tua dari Ashaba siswa kelas 1 Sekolah Dasar. Menurut Bu Uswatun, dalam sistem pembelajaran daring, orang tua hendaknya mampu menjadi teman yang bahagia untuk belajar.

Bentuk partisipasi orang tua dalam pembelajaran daring ini sebenarnya adalah membantu peran guru di sekolah. Peran orang tua adalah menjadi orang tua yang memotivasi dalam segala hal. 

Orang tua turut berpartisipasi dalam membimbing dan memberikan motivasi kepada anak, baik dengan cara memberikan semangat maupun dengan cara meningkatkan kebutuhan sekolah. Orang tua juga dituntut untuk sabar dalam mengajar dan membimbing sebagai tugas guru di sekolah. Dalam melakukan ini, orang tua saling melengkapi dan sangat membantu dalam memecahkan masalah kesulitan yang dihadapi anak-anak di sekolah dan di rumah. 

Walaupun hanya belajar di rumah, orang tua hendaknya mampu mengupayakan agar anak-anaknya tetap menjalankan rutinitas harian yang sama ketika belajar di sekolah. Seperti bangun pagi, melakukan kegiatan belajar secara daring atau luring, baru setelahnya anak diperbolehkan bermain. Hal ini perlu dilakukan agar anak tetap merasa aman, nyaman dan tidak cemas terhadap perubahan situasi belajar saat pandemic ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline