Hallo semuanya! Salam budaya dari saya untuk kita semua, saya suka sekali mempelajari budaya-budaya baru yang belum pernah saya tahu sebelumnya. Beberapa waktu lalu saya dan teman-teman berkunjung ke Museum Sri Baduga yang letaknya di Bandung, kami melihat berbagai macam budaya disana. Terdapat prasasti, fossil, ranjang jaman dahulu, baju adat, kendaraan jaman keraton, alat musik, bahkan sampai mainan jadul. Ketika saya sedang melihat-lihat isi museum, saya tertarik engan baju adat Cirebon. Menurut saya, warnanya sangat eye catching dengan dominasi hijau dan kuning yang menyala, membuat busana adat itu tampak berkilau. Sekarang saya ingin berbagi cerita dan ilmu yang saya ketahui tentang baju adat Cirebon.
Indonesia memiliki berbagai macam suku dan budaya, sebagai orang Indonesia kita seharusnya mengenali budaya bukan hanya dari suku kita. Penasaran ga sih sama baju adat di Indonesia gimana aja? Nah, coba perhatikan baju adat di atas. Baju tersebut adalah busana pengantin yang berasal dari Cirebon, sekarang kita akan belajar mengenai filosofi dari baju adat Cirebon.
Baju adat yang dikenakan dalam foto tersebut namanya adalah pakaian pengantin corak kebesaran. Model dari baju tersebut adalah berwarna hijau kombinasi ungu dengan model kemben dan dilengkapi teratai yang sewarna dengan kemben pada bahu dan dadanya. Busana Cirebon di atas adalah yang berasal dari Keraton Kanoman, dan sudah digunakan dari tahun 1985. Makna dari baju yang dikenakan pria dan wanita memiliki arti masing-masing, mari kita kulik bersama.
1. Busana Wanita
Busana yang dikenakan calon pengantin untuk menutupi tubuh bagian atas menggunakan kemben berwarna hijau berhiaskan manik-manik emas dan untuk menutupi tubuh bagian bawah menggunakan kain Cirebonan halus serta baju dodot warna dasar ungu muda berhiaskan partikel besar. Bentuknya di setiap sudut, dan dari dada hingga leher, masyarakat menggunakan kain tratean, yaitu kain berbentuk lingkaran yang menutupi bagian dada, bahu, dan tulang belikat. Warna, corak dan bahan yang digunakan untuk teratean disesuaikan dengan desain. Warna dan bahan yang digunakan untuk kemben dibuat sedemikian rupa agar terlihat serupa dan tidak terkesan duplikat. Arti bunga teratean ini berasal dari kata teratai yaitu bunga yang tumbuh di air dan lumpur namun memiliki bunga yang sangat indah. Dengan kata lain arti dari bunga teratai ini adalah mempelai wanita itu ibarat bunga teratai yang sedang mekar, apapun asal usulnya, darimana asalnya, dan sebagainya.
Kemudian untuk aksesoris yang dikenakan sendiri oleh mempelai wanita antara lain mahkota Suri bertatahkan asam jawa yang dikenakan di kepala dengan sanggul. Makna dan simbolisme yang terkandung pada mahkota di kepalanya adalah mulai saat ini mempelai wanita akan menjadi ratu. Kini menjadi istri dan ratu bagi suami dan rumahnya, apalagi memakai mahkota seperti ratu, semoga kelak di rumah, istri akan berperilaku seperti ratu dengan segala tindakan dari lampahnya semua memancarkan cahaya yang agung, melindungi kehormatan suaminya, dll.
Selanjutnya aksesoris lain yang dikenakan calon pengantin adalah kalung melati yang digantung di pelipis hingga dada, anting yang dikenakan di telinga kiri dan kanan, cincin yang dikenakan di kedua jari manis, kalung tiga tingkat yang seolah-olah dipasangi liontin. Menghiasi leher dan dadanya. Ikat pinggang berbentuk naga yang dikenakan pada lengan dekat bahu mempunyai arti calon mempelai wanita masih siap lahir batin untuk mengemudikan kapal domestik, gelang kono yang dikenakan pada kedua pergelangan tangannya berbentuk lingkaran yang mempunyai makna atau melambangkan kekuatan tekad yang sudah bulat.
Mari kita perhatikan dengan seksama, busana dan aksesoris yang dikenakan calon pengantin didominasi oleh warna hijau dan kuning, ini jelas bukan sekedar warna tanpa makna. Hijau dalam tradisi Islam merupakan representasi dari kata Rahmaan dan kuning sendiri merupakan warna simbolis dari kata Rahiim, jadi kedua warna di atas yaitu hijau dan kuning merupakan lambang dari kalimat Basmalah yang selalu diucapkan umat Islam kapanpun hendak melakukan sesuatu. Basmalah merupakan pintu bagi segala amal yang akan dilakukan, oleh karena itu warna hijau dan kuning memiliki arti Basmalah, untuk mengenang kedua mempelai, bahwa pernikahan ini harus diawali dengan niat yang baik untuk mendapatkan ridho Allah Swt.
2. Busana Pria
Sedangkan aksesoris yang berada di kepala mempelai pria adalah mahkota berbentuk lingkaran, meruncing ke atas yang terbuat dari beludru hijau, dikelilingi emas dan perhiasan. Makna simbolik dari mahkota yang dikenal dengan nama Mahkota Prabu Kresna ini adalah dengan memakai mahkota ini diharapkan kelak dalam memerintah rumahnya calon mempelai laki-laki akan memperoleh ketrampilan Prabu Kresna yang terkenal sangat adil, bijaksana, dan keras dalam melindungi keluarganya.
Selain itu, pada bagian atas tubuh mempelai laki-laki memakai baju memanjang berwarna putih, baju ini berlengan pendek yang berfungsi untuk menutupi bagian dada seperti pengantin wanita yang memakai teratean dengan motif dan warna yang sama seperti baju yang dipakai. Artinya keduanya sungguh-sungguh sepakat dan sependapat dalam memutuskan menjadi suami istri. Yang membedakan teratean yang dikenakan kedua mempelai hanyalah soal bentuknya yang disesuaikan dengan lambang yoni dan lingga.