Lihat ke Halaman Asli

Bung Amas

Literasi Sampai Mati

Syukur Mandar Menjadi Titik Temu

Diperbarui: 21 Maret 2023   12:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bang Syukur (Dok Gatra.com)

TUMBUH dan besar dari rahim sebagai aktivis mahasiswa, Bang Syukur begitu Muhammad Syukur Mandar akrab disapa memiliki relasi yang luas. Pergaulan, kematangan emosi dan intelektual membuat figur muda yang satu ini disegani. Tak salah, Bang Syukur disebut menjadi titik temu perubahan. 

Dengan keterbukaan dan kemajuan intelektual, Bang Syukur dapat menyatukan aktivis dari lintas organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan. Menjadi penghubung lintas generasi. Terlebih untuk masyarakat di daerahnya, Halmahera Barat. Bang Syukur kunci kemajuan.

Bang Syukur dikenal visioner. Santun dalam tutur kata, dan membangun gagasan gotong royong. Politisi muda yang satu ini memiliki keunggulan. Gagasan berkemajuan yang dimilikinya menjadi magnet. Menyatukan para aktivis pemuda. Tokoh masyarakat dan kaum yang memiliki akal sehat, bukan akal yang sakit akan mengkonsolidasi diri untuk mendukungnya.

Sosok yang satu ini merawat dan menjadikan diskusi produktif sebagai tradisi. Sebuah kebiasaan-kebiasaan baik yang bermuara pada kemajuan daerah, sehat, tumbuh kembangnya pembangunan daerah maupun negara. Menjaga kewarasan berfikir bagi Bang Syukur merupakan suatu keniscayaan sejarah. Dan alternatif terbaik untuk menjaga peradaban yang bermutu.

Kenapa Bang Syukur menjadi titik temu kemajuan?, dari beberapa dimensi terkuak posisinya di kancah nasional cukup memberi warna. Pernah menjadi pengurus PB HMI, DPP KNPI, dan kini berkiprah juga di KAHMI. Afiliasi politiknya juga terpotret, pernah di DPP Partai Hanura. Segudang pengalamannya di organisasi dan politik praktis mengantarnya menjadi politisi matang.

Jaringannya di tingkat nasional, juga internasional terbuka. Figur seperti ini yang dinanti masyarakat. Disiapkan untuk menjemput perubahan-perubahan besar di masa yang akan datang. Pemimpun yang bisa menjawab tantangan masa depan. Punya pikiran futuristik. Jangkauan paradigma yang jauh ke depan. Tidak berkutat pada problem lama.

Tidak bersifat terkooptasi atau dikungkung masa lalu yang cenderung tidak maju. Titik temu lainnya, ialah Bang Syukur begitu akomodatif dan inklusif 'terbuka'. Terhadap saran, kritik, masukan aspirasi maupun kepentingan difasilitasinya. Dipandang sebagai energi positif, kekuatan untuk menguatkan perjuangan merubah suatu tatanan masyarakat.

Politisi yang punya pendirian. Berfikir independen, menolak takluk atas intervensi maupun tekanan. Kemandirian pikiran, sikap inilah yang didamba-dambakan banyak pihak dari Bang Syukur. Tidak berlebihan saya katakan, daerah atau negara akan merugi jika tidak memberi giliran memimpin dapa generasi hebat seperti Bang Syukur.

Dia merupakan sosok yang kreatif dan inovatif. Tipikal pemimpin yang tidak mau pasrah dengan keadaan. Sebut saja daerahnya di Kabupaten Halmahera Barat, yang dari aspek potensi daerah yang berlum tergarap, dalam visi besarnya akan digarap. Dikembangkan. Seluruh warna warni, latar belakang masyarakat disatukannya.

Tanpa mau secara sadar, secara sengaja, atau secara tidak sengaja melakukan diskriminasi terhadap satu dua komunitas masyarakat lainnya. Tidak sekedar pandai dengan konsep dan retorika politik. Bang Syukur tau cara mengatur. Karena menurutnya memimpin itu seni mengatur. 

Mengaregasi kepentingan, memberi solusi untuk menyelamatkan masyarakat dari segala macam ancaman. Selamatkan dan arahkan masyarakat dalam mewujudkan cita-cita bersama yakni keadilan, kesejahteraan, kepastian hukum, serta ketenangan hidup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline