Lihat ke Halaman Asli

Kepolosan SBY Menyebabkan Dia Terjebak Oleh Skenario Buruk...

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Anda pernah tahu animasi sederetan kartu yang berdiri tegak tapi saling bersandar sehingga tidak terjatuh ? Lalu ketika kita ambil satu kartu, maka kartu-kartu lain nya pun akan berguguran.

Itu adalah gambaran yang mirip dengan ramainya proses pemidanaan Chandra dan Bibit sekarang ini.

Tahukah Anda kartu yang dicabut itu kartu yang mana ?

Itu adalah kartu penyangkaan terjadinya penyalahgunaan kewenangan dan penyuapan pada Chandra dan Bibit. Kartu itulah yang men-trigger terjatuhnya kartu-kartu berikutnya.

Ketidakwajaran dan keanehan dalam mencabut kartu pertama tersebut tidak difahami oleh Presiden kita karena begitu polosnya Presiden mematuhi peraturan yang berlaku. Hal itu sangat memudahkan oknum yang menyebabkan tercabutnya kartu pertama tersebut.

Sehingga, mulailah satu demi satu kartu disebelahnya dan disebelahnya dan begituseterusnya, b e r j a t u h a n ....

Berjatuhannya kartu tersebut menimbulkan situasi darurat dimana terjadi kekosongan pemimpin KPK yang tadinya 4 ternyata tinggal 2.

Situasi darurat yang mendesak itu menyebabkan kartu berikutnya harus jatuh yaitu Presiden harus menggunakan kewenangannya untuk mencari pelaksana tugas sementara pengganti 3 pimpinan KPK yang baru.

Keberuntungan menyertai cicak dan kawan-kawan, karena melalui situasi yang sulit akhirnya Presiden membentuk Tim Independen yang Alhamdulillah terdiri dari orang-orang yang tepat sehingga dapat memilih 3 orang pemimpin KPK yang tepat juga.

Jika, yang terpilih bukan orang yang tepat, maka akan ada kartu lain yang harus jatuh yaitu penghancuran KPK di dalam oleh pemimpin barunya.

Nah sekarang kartu berikutnya yang sedang dalam proses mengalami kejatuhan adalah kartu penuntutan dimana Kejaksaan akan memalkukan penuntutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline