Buku berjudul Menjerat Gus Dur yang ditulis Virdika Rizky Utama yang baru saja rilis dan membuat geger hampir seluruh publik Indonesia. Betapa tidak, buku yang ditulisnya adalah karya fenomenal himpunan fakta sejarah otentik tentang kongkalikong sejumlah elite politik dalam peristiwa lengsernya Gus Dur dari kursi kepresidenan.
Menjerat Gus Dur sontak menjadi viral menjadi perbincangan sejumlah kalangan tak terkecuali keluarga Gus Dur itu sendiri. Meski sebetulnya, internal Gus Dur sendiri sudah sangat paham kasus tersebut.
Tapi Gus Dur dan internalnya memilih diam dan berbesar hati menerimanya sebagai realitas politik meski kasus itu melawan konstitusi dan buloigate bruneigate itu sampai akhir hayat Gus Dur tidak pernah terbukti kebenarannya.
Pasca lengser, Gus Dur sama sekali tidak menimpali konspirasi itu. Gus Dur hanya memberikan respon datar-datar saja sebagaimana ia ketika menghadapi jeratan persoalan sebelumnya yang dihadapinya. Bahkan KH. Abdurrahman Wahid hanya melempar statement ke publiuk "biarkan sejarah yang membuktikan".
Sejak awal dirinya sudah sangat paham setiap langkah politik yang diambilnya akan beresiko dan dimusuhi banyak kalangan terutama kalangan unsur Orba dan konfigurasi politik lainnya di parlemen waktu itu.
Sebab, manuvernya sangat berbahaya yang tentunya mengancam kepentingan oligarki kekuatan lama yang sejak Orba hingga reformasi masih bercokol di lingkaran kekuasaannya.
Ia pun mengakui lengsernya dari tampuk kekuasaan dilakukan dengan segala cara dan tidak konstitusional. Dari strategi demoralisasi, penggiringan opini, legitimasi lembaga keagamaan sampai rencana pengeboman sejumlah Kedubes dan bom Natal 2000 seperti yang dituturkan Virdika.
Lantas, bagaimana seharusnya kita menyikapi buku berisi data operasi semut merah yang ditemukan jurnalis Virdika itu ? Apakah seketika harus berbalik menyerangnya ? Mendiamkannya sembari mendemdam kepada aktor-aktor pelaku skenario tersebut? Atau memperkarakan para eksponen-eskponen yang terlibat di dalamnya?
Sebagai putri sulung Gus Dur Mbak Alissa Wahid, justru menyikapi dengan cerdas dan lapang dada.
"Buku ini mengungkap data-data yang mengarah pada sebab dan rencana penjatuhan Gus Dur oleh kekuatan oligarki politik. Pengungkapan data-data sejarah perlu terus menerus diupayakan. Bukan untuk membalaskan dendam, melainkan sebagai pelajaran agar kita tak selalu diwarisi awan gelap masa lalu dan agar catatan sejarah dapat diluruskan". Pungkas Alissa Wahid Koordinator Nasional Jaringan GUSDURian ini.