Lihat ke Halaman Asli

kisah penutup tahun 2018

Diperbarui: 10 Februari 2019   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Akhirnya selese juga PAS nya," ujarku dalam hati setelah bel pertanda akhir ujian berbunyi. Aku dapat mendengar desas-desus para siswa dan siswi lainnya dari seluruh penjuru ruangan. Aku melihat ke arah teman-teman sekelasku  yang nampak sangat senang dan bebas. Para siswa dan siswi beranjak dari bangku mereka masing-masing dan merapihkan alat tulis mereka. Saat diluar kelas, aku berkata kepada teman-temanku, Sasa, Anitt, dan Anett dengan lega, "Subhanallah, akhirnya otakku bebas pipel..." 

Hari pertama liburan tiba. Saat yang paling ditunggu-tunggu oleh para murid setelah satu semester pembelajaran. Aku terbangun sedikit telat, kira-kira jam setengah tujuh pagi. "Demi apa? Kambing, aku telat sekolah masa!" teriakku setengah kencang. Namun, aku tiba-tiba teringat bahwa hari ini adalah hari pertama libur akhir tahun. 

Akhirnya, aku beranjak dari kasur dengan malas dan mengambil hapeku yang tergeletak di lantai. Aku membuka instagram dan menonton story dan melihat postingan teman-temanku. Beberapa dari mereka menunjukkan foto-foto mereka yang sedang pergi berlibur bersama keluarga dan teman-temannya.

Seharian itu, aku hanya bermain hape dan sesekali berjalan ke dapur untuk mengambil minum atau makan. Beberapa jam sekali, kakek dan nenekku menengok kita yang sedang sibuk entah ngapain di kamar. Berbincang sejenak kemudian kembali ke kamar mereka dan menonton TV. Aku melihat kearah adikku yang tampak bosan. "Woi, nyobain game baru, dong. Kata temenku seru si," kataku. Ia mengangguk dan ikut mengunduh game tersebut. Kita mencoba memainkannya dan ternyata gamenya lumayan seru. 

Esok harinya juga sama. Buka hape, makan, main game, mandi, sholat, ke toilet, tidur, dan teriak-teriak kayak orang gila. Aku melihat postingan dan story teman-temanku yang sedang berkunjung ke luar kota seperti Bali, Jogja, Bogor, dan lain lain. Bahkan ada yang sampai keluar negeri dan umroh. Sementara aku dan adikku yang berisiknya minta ampun itu terdiam di dalam kamar tidur, sibuk dengan kegiatan masing-masing. Aku tidak mengeluh, sih. Paling tidak, rutinitas sehari-hariku lebih baik daripada harus duduk dibangku sekolah dan komat-kamit menghafal rumus matematika dan hafalan IPS. Hanya saja, aku bosan. Aku ingin kembali ke sekolah. Kembali ke rutinitas bangun jam lima pagi, berangkat jam setengah enam, belajar bersama, mumet ngerjain tugas ngejelimet bareng , dan ya gitulah.

Lompat ke sekitar seminggu setengah kemudian, aku akhirnya menemukan kegiatan baru. Membaca cerita di wattpad. Aku membuka akunku yang sudah aku terlantarkan selama beberapa minggu itu dan mulai membaca cerita. Ceritanya lumayan panjang. Sekitar 80 an bab yang tidak terlalu panjang. Aku berhasil membaca cerita itu dalam sehari saking gabutnya aku. Adikku menatapku dan bertanya, "Kakak baca apaan si? Dari tadi ketawa kek orang kurang sehat tau." Aku hanya menggeleng mendengar kalimatnya. 

Akhirnya, salah satu hari Sabtuku diisi dengan sesuatu yang lebih menarik. Keluargaku pergi ke sebuah acara keluarga di rumah sepupuku di Cengkareng, Jakarta Barat. Acaranya adalah syukuran khitanan kedua sepupuku. Menurutku, acaranya tidak terlalu menarik ataupun seru. Ya gitulah liburanku yang tidak terlalu berkesan. Memang liburanku tidak diisi dengan liburan ke luar kota, pulang kampung, atau ke luar negeri bahkan tapi yang penting aku ga harus belajar dan bareng sama keluarga.  Jika ada kesalahan mohon dimaafkan dan saya minta maaf jika artikel ini tidak menarik. Wassalamu'alaikum wr.wb.  

  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline