Umur 20, masa transisi dari remaja ke dewasa dimana kita dituntut untuk tahu kemana arah kehidupan kita kedepannya.
Setelah bertahun-tahun mempunyai kehidupan yang tersturktur seperti fase di Sekolah Dasar sampai dengan remaja apabila mendapatkan nilai bagus, kamu akan naik kelas dan hidupmu akan beres atau secured. Dimana hal ini tidak akan ditemukan apabila kita di umur 20-an dan beranjak dewasa.
Selesai menamatkan jenjang sarjana kita akan dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang jawabannya belum sepenuhnya kita mengerti dan ketahui.
Pelan tapi pasti, di masa kepala dua ini kita akan dipertemukan dengan banyak benturan, dilema dan gejolak kehidupan yang belum pernah kita dapati sebelumnya.
Kerap kita merasa tersesat, tidak tau arah dan cemas dengan keadaan ketidapastian ini. Mau dibawa kemana hidupku ini? Mau jadi apa diriku ini? Dan pertanyaan sejenis lainnya.
Fase "emerging adulthood" atau yang dikenal sebagai moment berakhirnya masa remaja menuju dewasa memang dinilai sebagai momentum yang paling ambyar dalam kehidupan manusia menurut Jaffret Arnett, psikolog dari Clark University.
Menurut Arnett ada 4 alasan mengapa masa-masa di umur 20 menjadi periode paling ambyar dan membingungkan:
Masa eksplor dan eksperimen
Masa eksplor dan eksperimen adalah masa dimana tempat kita berkuliah, kerja, passion dan hobi kita tercampur atau berbeda-beda seperti gado-gado. Misalnya, kuliah di Bahasa arab, kerja di bank, passion di marketing, hobi ngeband.
Semua ini terlalu bervariasi yang menimbulkan kebingungan tersendiri akan harus dibawa ke mana dan harus ngapain sih ke depannya?
Tiba-tiba harus mandiri
Terbiasa hidup diarahkan dan kebutuhan difasilitasi sepenuhnya oleh orangtua kita ternyata tidak akan dialami ketika kita menganjak fase emerging adulthood.