Six sigma merupakan prosedur yang cukup lengkap, teliti, cermat, dan memiliki kekuatan dalam pengambilan keputusan/kebijakan terkait pengembangan produk - produk/jasa dengan tingkat error yang relatif sangat kecil. Dalam analisis menggunakan six sigma, dibutuhkan pemahaman yang komprehensif baik bagi white belts maupun black belts dalam perusahaan.
Namun seiring perkembangan pesat dari era revolusi Industri dan smart society, masihkah relevan penggunaan six sigma ini? sepertinya dalam riset kekinian, six sigma sedikit berada di bawah data mining, big data analysis, dan juga machine learning, yang jauh lebih kuat dalam analisis statistikanya. Namun tidak ada salahnya jika kita review kembali terkait six sigma ini, terutama jika diperuntukkan bagi riset pemasaran.
Jika dirinci secara detil maka dalam statistika serta manajemen proyek/riset pemasaran, Six sigma digunakan dalam beberapa hal, di antaranya dalam bentuk, pusat, dan penyebaran proses untuk data diskrit dan kontinu, pengujian rerata populasi, standar deviasi populasi dan sampel, pengujian dua dan atau beberapa kelompok data, pengujian proporsi, pengujian varians, penentuan faktor proses yang signifikan, perkiraan tingkat output proses, mengetahui perubahan dalam rerata proses (data diskrit dan kontinu), serta mengetahui perubahan varians.
Adapun tools statistika yang digunakan dalam analisis six sigma antara lain analisis mean, balanced ANOVA, distribusi binomial, grafik kontrol c, chi square test, matriks korelasi, regresi linear dan non-linear, grafik kontrol EWMA, distribusi eksponensial, rancangan faktorial sebagian, F-Test, Rancangan Faktorial Penuh, GLM, Grafik kontrol individual, Plot Interaksi, Plot Interval, t - test, Z-test, Two Way ANOVA, Grafik kontrol u, Distribusi Weibull, Grafik kontrol rerata, Uji Proporsi, Plot Pengaruh Utama, Grafik Kontrol MR, Nested ANOVA, Distribusi Normal, Grafik Kontrol np, Distribusi Poisson, Grafik kontrol p, Grafik Kontrol range, Scatter Plot, Plot Standar Pengaruh, dan lain sebagainya.
