Lihat ke Halaman Asli

Jamput

Diperbarui: 23 Desember 2017   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Siang itu, sebutir batu depan teras rumah mulai tergeletak rapi terantuk oleh kaki kecilku.

Dan,  hampir saja terjerembab tubuhku karenanya.

Terhalanglah jalanku.....!

Aku menggerutu sambil mengumpat......!

Berburuk sangka menanya gerang an peletak batu sandungan itu

Semenit berlalu, teman seiring kutuntun melalui jalan menurun dalam ruang pendek agak pengab dan sebagian sudut terasa hangat oleh deru mesin diesel......!

Tidakkah tempat ini lebih baik dan cukup luas untuk menumpuk batu berserak depan pintu teras rumah?

Berbayar berselisih seribu sahaja, kau korbankan kakiku terantuk dan langkahku terhenti memilih jalan.

Satu sebab...

Kau berbilang tak perlu repot menumpuk pada tempat semesti.

Kau berbilang biar cepat memungut kembali untuk pergi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline