Oleh WS Muchtar
TITIK tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir , penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran , dan penyesuaian beban belajar adar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontiunitas kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal, nasional regional, dan global di masa depan. Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan tantangan internal dan ekasternal pada bidang pendidikan. Oleh karena itu, implementasi kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan……..
(Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh pada buku Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2014, hal. iii )
SEBUAH kesempatan yang tak terbayangkan dan tak dapat saya tolak ketika saya dipanggil dan diminta menghadap Dra. Siti Khasanah, Kepala Sekolah Dasar Negeri Kebonagung 01 Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Beliau menyampaikan bahwa saya mendapatkan undangan untuk mengikuti Pelatihan Guru tentang Implementasi Kurikulum 2013 gelombang 1 pada tanggal 6 – 10 Juni 2014 di SD Negeri Pandanlandung 2 Kecamatan Wagir. Kesempatan yang ketiga kalinya saya dapatkan. Pertama Diklat Guru Seni Budaya Jenjang SD Pola 100 jam yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikaan Seni dan Budaya ( P4TK-SB) Sleman Yogyakarta, pada tahun 2010.
Kedua Diklat Guru Seni Budaya jenjang SD (Ekstrakurikuler) Seni Rupa dan Ketrampilan Pola 100 jam yang diselenggarakan oleh P4TK-SB Sleman Yogyakarta pada tahun 2012. Peserta diklat berasal dari wilayah Jawa – Bali. Masing – masing daerah yang datang minimal 1 guru walaupun ada beberapa daerah yang datang lebih dari 1 orang. Tetapi sebuah keberuntungan yang saya dapatkan waktu itu.
Pada kedua diklat yang saya ikuti di P4TK-SB, Yogyakarta, saya satu-satunya peserta dari Malang Raya. Saya mencoba menelusuri mengapa saya yang dikirim. Ternyata informasi yang saya dapatkan langsung dari P4TK Yogyakarta, bahwa undangan tersebut undangan by name. Nama yang dikirimkan oleh P4Tk diperoleh dari database tenaga pendidik. Sama dengan dua pelatihan sebelumnya, saya mendapat undangan sebagai peserta by name, langsung pada personal bukan pada institusi.
Dalam kesempatan yang pendek, saya berusaha mendapatkan surat keterangan sehat. Akhirnya saya mendapatkan surat keterangan sehat dari dr. Nina Mayasari dari UPT Kesehatan Janti. Saya dan Ibu Mastuti S.Pd, mewakili peserta dari Sekolah Dasar Negeri Kebonagung 01.
Pelatihan guru diikuti oleh 80 peserta dari dua wilayah kerja, Kecamatan Pakisaji (42 peserta) dan Kecamatan Wagir (38 peserta). Selayaknya sebuah reuni kecil ketika saya bertemu dan berkumpul dengan rekan-rekan guru wilayah Kecamatan Wagir. Ada Awal, Suci, Dian, Dian K, Yessy, Sulis dan Arik. Luar biasa, mereka masih tetap bersetia di dunia pendidikan. Dua kecamatan yang tak bisa dan sulit dipisahkan begitu saja. Ada sebuah hubungan batin yang kuat dan kental, hubungan yang tak terpisahkan secara historis bahwa mereka pernah menjadi satu wilayah kerja.
Yang menghangatkan lagi saat berjumpa dengan Crowny RAA, seorang teman alumni Program D2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Kanjuruhan. Dengan gaya dan sikap yang tak berubah selama lebih kurang 6 tahun tak bertemu. Hangat bersahabat dan murah senyum, Ibu Solekah, Ibu Susi Ernawati yang ramah. Keduanya pernah menjadi guru pamong saya sewaktu praktek mengajar di SD Negeri Pandanlandung 2. Sosok lain adalah Pak Agus Widyanto, guru olah raga yang sangat dekat dan disayangi murid-muridnya.