Lihat ke Halaman Asli

Bunda Hayaa

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain

Manusia, Makhluk Cacat

Diperbarui: 10 November 2022   13:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat bangun, pernahkah anda membayangkan jika suatu saat tangan anda akan sulit digerakkan selamanya? Atau tiba-tiba mata anda tidak dapat dibuka sehingga anda dinyatakan buta?

Atau saat hendak berangkat beraktivitas, tiba-tiba anda terjatuh dan kehilangan pendengaran anda? Bukankah banyak yang beranggapan bahwa disabilitas itu artinya cacat?

Saya selalu bertanya-tanya, benarkah Tuhan tidak adil dengan memberikan kecacatan bagi beberapa manusia?

Bulan September lalu saya mengikuti pelatihan volunteer bagi penyandang disabilitas. Disana saya menemukan sebuah fakta bahwa gangguan psikologis seperti autis, bipolar, dll itu termasuk dalam penyandang disabilitas. Ini adalah awal mula saya membuka jalan pikiran saya.

Memang benar bahwa sangat tidak diperbolehkan untuk menyamakan kata 'disabilitas' dengan 'cacat'. Mari kita lihat apa persamaan dan perbedaannya. Disabilitas menurut KBBI yaitu keadaan tidak mampu melakukan hal-hal dengan cara yang biasa. Sedangkan cacat menurut KBBI adalah kekurangan yang menyebabkan nilai atau mutunya kurang baik atau kurang sempurna.

Kedua kata ini memiliki perbedaan yang sangat jauh. Disabilitas itu keadaan jika anda tidak dapat melakukan kegiatan selayaknya manusia biasa. Misal difabel-penamaan untuk orang yang menyandang disabilitas- tuna netra, apakah ia tidak dapat melakukan kegiatan satupun? Apakah dia dapat dikatakan tak dapat membaca? Tidak. Dia sama dengan anda dan saya. Dia membaca, hanya saja tekniknya yang berbeda.

Lantas apakah itu dapat dikatakan dengan cacat? Apakah difabel cacat? Jika anda beranggapan bahwa manusia yang memiliki keterbatasan fisik atau difabel merupakan manusia cacat, maka izinkanlah saya untuk menyatakan juga bahwa semua manusia menyandang disabilitas.

Mari coba kita tilik kembali, apakah ada manusia sempurna di dunia ini? Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Semua memiliki kecacatannya masing-masing. Anda, saya, dan kita semua merupakan manusia cacat.

Bisa saja saya cacat rupa, atau anda cacat tutur, cacat perilaku, cacat berfikir, cacat fisik, dan cacat-cacat lainnya. Apakah saya dan anda mau dikatakan difabel? TIDAK. Jika saya tidaklah mau dikatakan difabel. Tapi sesungguhnya saya rela jika dikatakan cacat.

Maka apa kesimpulan dari 345 kata yang telah anda baca ini? Kesimpulannya, kata 'cacat' dan 'disabilitas' memiliki kegunaan masing-masing. Sudah tidak benar menurut kaidah yang berlaku bahwa anda menyatakan jika penyandang disabilitas itu isinya orang cacat. Maupun sebaliknya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline