Lihat ke Halaman Asli

Bunda Hafidz

Pemerhati anak

Petrichor

Diperbarui: 7 Oktober 2024   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PETRICHOR 

Titik air itu turun basah di tanah kering

Dengan sentuhan lembut membasuh rin

Tiap butir yang jatuh bagai nyanyian syahdu

Menebar aroma harum menyentuh kalbu

Harumnya sebarkan tenang dan nyaman

Aroma purba dari semesta disapa alam

Hanyut dalam riak tetes hujan

Melintas pelan membuncah rindu

Petrichor, aroma alam menyapa lewat tetes hujan pertama

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline