Lihat ke Halaman Asli

Dihari Jakarta Tanpa Kaum Urban

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tak terasa Lebaran hanya tingal menghitung hari.Inilah saat yang ditunggu2 oleh sebagian orang yang ingin berlebaran dikampung halamannya.Semua jadi sibuk,...Ya pak polisi,,sopir angkutan umum,..sampai2 pak menteri pun ikut sibuk.

Inilah saat yang dinanti2 oleh saudara2 kita "kaum urban",yang selama ini turut menghiasi denyut kehidupan kota Jakarta.Pembantu Rumah Tangga,..abang2 becak yang mangkal dipinggiran kota,...tukang sayur keliling,...tukang jahit on the street,dll.Yah pokoknya semua yang ternyata selalu menopang kehidupan kita sehari2;walaupun tanpa pernah kita sadari,selama ini.

Mungkin besok mereka sudah bisa bernyanyi dengan suara nyaring dikampungnya "papa sekarang pulaaang beibeh,papa bawa uaaang beibeh".

Sedangkan ironisnya kita yang ditinggal,alamak....repotnya.Rutinitas keluarga jadi kacau,..menu utama kembali ke Mie Instant,paling top nugget deh plus sosis,.dan pakaian kotor.......untung ada laundry kiloan.

Ternyata kita memang butuh mereka.Ya begitu deh,Rasa kehilangan itu terasa manakala kita terpisah oleh jarak.Sampai2 menjadi puitis ,saking repotnya.

Maaf ya bang Foke "saya ingin mereka kembali".Bukan tidak mendukung kebijakan pak Gub,tapi......kehidupan Jakarta terasa sepi & hambar tanpa mereka.

Duh..... Dian (Pembantu rumah tanggaku namanya dian ,bukan inem):"cepatlah kau kembali!'

"Oke bu,ke Jakarta aku kan kembali," jawabnya diujung telpon.

Tapi...jangan bawa teman ya......!"Sampai jumpa lagi dibabak baru kehidupan yang damai ,,bersama saudara2 kita yang dibutuhkan, tapi juga kadang2 terpinggirkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline