Lihat ke Halaman Asli

22 Juli 2014 itu Mendebarkan...

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya tidak penasaran dengan hasil pemilu presiden yang 22 Juli nanti akan diumumkan KPU (sudah tau, kalo bukan pak Prabowo, ya  pak Jokowi.  Saya berdebar-debar justru  membayangkan bagaimana pendukung kedua kubu akan mengekspresikan hasil tersebut.  Bagi kubu pemenang tentunya ada pesta kemenangan (wong belum menang saja..sudah pada ngaku-ngaku  menang....) dan bagi kubu yang kalah tentu ada kekecewaan.  Wajarlah dalam setiap kompetisi, ada yang menang dan ada yang kalah (enggak mungkin khan menang dua-duanya...).....

Berdebarnya saya lebih disebabkan karena saya merasa kedua kubu enggak ada yang siap untuk kalah...(ngomong siap kalah sih mudah...tapi prakteknya susah loh..).  Terbukti di berbagai sosial media masih saja kedua pendukung ribut, saling adu argumen, saling hujat, saling cela dan merasa benar semua...).  Saya pikir setelah usai pencoblosan semua sosial media akan sepi, adem ayem dengan kesibukan masing-masing.  Facebook (sebagai contoh sosmed) normal seperti sedia kala.  Kata normal maksud saya postingannya balik lagi seperti dulu.  Selama proses pencapresan saya mengistilahkan status-status di  facebook dengan judul  lagu "kau bukan dirimu lagi" hehe.  Fesbukers yang jarang membuat status jadi membuat status tentang capres dan yang jarang  komenpun terprovokasi untuk komen.  Saya menilai fesbukers jadi tambah pinter semua...

Sing gawe mumet (kata orang Jawa), yang buat puyeng...postingannya tetep aja saling menjelekkan.  Bagi saya pribadi, saya lebih memilih berpositif thinking.  Saya lebih memilih tahu lebih banyak tentang kebaikan calon pemimpin bangsa ini ketimbang saya tahu banyak tentang keburukannya.  Enggak rela rasanya kalo Presiden saya nanti ketahuan banyak banget cacat dan keburukannya.

Semoga Indonesia tetap damai, aman dan tentram.  Kubu yang menang tidak berlebihan merayakan kemenangan  dan kudu yang kalah dapat berlapang dada.  Karena justru pasca kemenangan ada kerja keras yang harus dilakukan oleh presiden terpilih, dan itu yang harus dikawal penuh oleh seluruh Rakyat Indonesia.

Untuk kubu yang kalah, semoga bisa menerima kekalahannya, tidak mencak-mencak, tidak membuat suasana Indonesia jadi kisruh.  Sayangilah Indonesia, kalo mau protes terhadap sesuatu yang dianggap kecurangan, maka protesnya dengan cara yang baik.  Mari sama-sama berdo'a, semoga siapapun yang terpilih, dia akan mengemban amanah ini dengan baik dan benar, mensejahterakan seluruh Bangsa Indonesia, aamiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline