Lihat ke Halaman Asli

Dia Bukan Malaikat

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aku tak mampu bersua lagi. Bibir ku kelu dan Aku hanya bisa menangis.

Waktu kembali menjerambabkan Aku pada kenyataan bahwa Aku harus kehilangan LAGI. Tulisanku terlihat remang-remang dan berbayang. Yah, aku menangis, tapi tak seorangpun tahu bahwa hatiku menangis lebih dari banjirnya airmataku.

Aku harus siap dengan semua pahit manis kehidupan. Aku harus lalui ini semua. Aku tak seindahnya bergantung pada siapapun. Aku hanya menunggu waktu menggulirkan lagi kehidupanku.

Aku, Aku, Aku....???? Mungkin selama ini Aku terlalu egois dengan kehidupanku sendiri. Aku harus menerima ini sebagai pembalasan. Walaupun saat ini Aku bingung tapi Aku harus melangkah, tanpa malaikatku, tanpa penopangku, tanpa siapapun.

Air dalam mimpiku itu adalah tanda bahwa Aku akan menemukan sesuatu yang melegakan tenggorokanku yang dahaga, walaupun itu masih JAUH. Aku harus ungkapkan dengan apa perasaanku ini?

Ya Allah bimbing hamba, hamba tau ini adalah pembalasan atas segala jijik-jijik yang Aku perbuat selama ini. Ya Allah Aku merasa sendiri, hanya Engkau yang masih setia mencintaiku apa adanya.

Lihatlah tanganku bergetar hebat, dadaku berguncang keras. Aku tergugu dengan semua ini. Aku lunglai sebagaimana Aku telah lalai... Aku muak dengan diriku yang hanya bisa mengotori sajadah dengan airmataku.

Tapi Aku tau Engkau tak inginkan Aku kalah seperti ini. Aku hanya butuh waktu untuk meniti air mataku menjadi berlian yang kilau kemilau dimalam Mu. Saat ini Aku hanya ingin menikmati pahitnya kehidupan, agar Aku bisa mensyukuri segala kemanisan yang Kau beri akhirnya.

Aku pasrah, Aku hanya menunggu Engkau menggugahkan titik2 embun agar menjadi mata air. Ya Allah, Aku mencintai’Mu... Maafkan Aku karena telah menodai cinta Mu yang ternyata paling INDAH.

Aku sadar dia bukanlah Malaikat, dan hanya pada'Mu sebaik-baik tempat kembali...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline