Siapapun dapat dengan cepat menyadari efek dari adanya hutang tumbuh kembang fisik di diri seorang anak manusia, tetapi tidak semua orang mampu menyadari adanya hutang tumbuh kembang di jiwa seorang manusia dewasa. Padahal keduanya sama2 butuh segera dilunasi...
Bahkan sebagian yang sadar akan hutang tumbuh kembang jiwanya, tidak selalu mampu membayar lunas hutang tersebut secara kontan. Sering kali harus mencicil sedikit demi sedikit. Seiring tersingkapnya tabir di relung gelap jiwa, di mana kesenjangan itu tersimpan...
Manusia yang sudah melewati pedih perih dan nggegirisinya usaha melunasi hutang tumbuh kembang jiwa, umumnya mau berbesar empati pada sesama manusia yang hutang masa lalunya masih sangat memberatkan masa kini, dan masa depannya...
Empati itu akan membuat kita mampu menyediakan cermin bening bagi siapapun yang butuh berkaca, demi menatap kondisi paling jujur yang terjadi di kesejatian jiwanya...
Sesungguhnya akan selalu tersedia cahaya, buat setiap jiwa yang tengah berupaya mencari terang. Sebagaimana kan selalu terbuka titik tumbuh dan setapak jalan untuk bergerak naik bagi mereka yang mau berbagi terang di kegelapan sesamanya...
Kita hanya dapat berharap, agar mampu perlahan tapi pasti, terus berupaya melunasi semua hutang tumbuh kembang jiwa, sebelum hutang kita menjadi beban hutang baru di tumbuh kembang jiwa2 generasi berikut, yang tengah bergerak, tumbuh, dan berkembang di pelukan hati kita...
Semoga...
#ThePowerofConscience
#SafariInternal
#VelocitynAcceleration
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H