Lihat ke Halaman Asli

Proses Beragama dan Kemanusiaan

Diperbarui: 27 Juni 2015   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bergama itu tentang kesanggupan memahami dan melaksanakan perintah, atau menjauhi larangan Gusti Allah. Tahu tentang perintah dan larangan thok ngga akan cukup, karena dari tahu sampai jadi pelaksanaan ada 4 tahapan. Mengetahui, memahami dan menerima, baru manifestasi di pelaksanaan.

Gusti Allah yang Maha Hebat bukan Tuhan yang fatalis, yang hanya menilai laku manusia dari hasil akhirnya. Setiap tahapan proses tentunya punya nilai. Sang Maha Tahu,  Adil dan Bijak akan menghargai setiap bentuk proses, dari hari ke hari dan tahun ke tahun. Bahkan dalam gerakan naluri yang paling sunyi di nalar dan nurani. Agama itu bermanifestasi dalam pola pikir, tingkah laku dan tutur kata. 

Jadi beragama ga mungkin bisa sak dek sak nyet. pasti melewati beragam tahapan...

Sejatinya menjadi orang yang beragama dan menjadi orang yang manusiawi itu seiring sejalan. Susah kalo kita mengedepankan semua bentuk dalil keagamaan, tapi mengesampingkan pemahaman tentang sejatinya kemanusiaan. 

Terutama pengertian tentang manusia di dalam diri, bagaimana spesial dan spesifiknya dia diciptakan, seperti apa dia paham uniknya dinamika desain kehidupan yang harus dijalani, hingga sejauh mana dia berhasil mengaktivasi dan menggunakan potensi fitrahnya demi melaksanakan peran kekhalifahannya, di semesta kecil tempatnya hidup.

Beragama bukanlah proses statis yang monoton, berwarna hitam putih tanpa pelangi, bergerak di jalur bebas hambatan yang sudah jelas perhentian dan titik akhirnya. Beragama adalah tentang menjadikan diri manusia sebagaimana dia diciptakan, sesuai desain sempurnaNya demi melaksanakan tugas kemanusiaan sepanjang hayatnya.

Bagaimana mungkin kita memahami kehendak Sang pencipta, tanpa terlebih dahulu memahami mekanisme perangkat dan operating system manusia ciptaanNya yang dengan segala cinta dan kasih sayang diletakkanNya dalam diri.  

So, terimalah kenyataan bahwa  mengenal Ilahi membutuhkan satu langkah mutlak, yaitu mengenal fitrahnya manusia di dalam diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Memahami Ilahi adalah sebuah proses dinamis yang bergerak, tumbuh dan berkembang, seiring terbangunnya potensi fitrah.

Seperti one trip sailing, tanpa kemungkinan kembali ke pelabuhan pemberangkatan, bergerak diatas satu perahu hanya untuk satu tujuan, melintasi cakrawala karena keindahannya bukan pada seberapa cepat kita sampai di tujuan, tapi lebih tentang memaknai setiap pelangi, gelombang dan badai dalam dialektika kehidupan yang terjadi selama pelayaran.

Semoga Ramadhan kali ini berhasil membawa kita menyelami keindahan manusia di dalam diri ciptaanNya menemukan setiap mutiara kehidupan di dalam getar nadinya

Selamat menjalankan 10 hari yang kedua, dan menemukan cara untuk terlahir kembali, dengan segala potensi fitrah manusia dalam diri...

 

#thepowerofconscience #ramadhankareem




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline