Berdasarkan yang dikemukakan oleh John Locke dalam teorinya yang terkenal yaitu tabula rasa yang artinya Anak yang baru lahir diibaratkan seperti "kertas kosong", dan membutuhkan manusia dewasa untuk mengisi dan mewarnainya.
Dari teori diatas dapat diartikan bahwa seorang anak masih belum mengetahui dan memiliki keterampilan apapun sampai orang tua mengajari dan membentuknya.
Peran orang tua dalam tumbuh kembang anak sangat penting, mereka menjadi ujung tombak bagi anak, karena mereka akan membentuk seperti apa anak-anaknya, untuk kelak dewasa nanti.
Peran orang tua sangat erat kaitannya dengan pola asuh. Dalam pengasuhan dan perawatan anak, ayah lebih dominan memberikan dukungan afeksi dan pembinaan pendidikan karakter dirumah. Sedangkan ibu lebih dominan dalam
memberikan dukungan dalam aspek-aspek lainnya.
Akan tetapi dalam memberikan layanan pengasuhan kepada anak, bukan masalah siapa yang mengasuh dan apa pengaruhnya terhadap anak, melainkan seperti apa sebaiknya orangtua (caregiver) memberikan pola asuh atau pengasuhan kepada anak.
Pola asuh orangtua merupakan segala bentuk dan proses interaksi yang terjadi antara orangtua dan anak yang dapat memberi pengaruh terhadap pembelajaran dan stimulasi pertumbuhan, perkembangan, prilaku, kepribadian, sosial dan karakter anak nantinya.
Bila pola pengasuhan anak tidak tepat, maka hal itu akan berdampak pada pola perilaku anak. Karena pengasuhan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak baik secara fisik, mental maupun sosial agar anak dapat berkembang secara optimal dan dapat bertahan hidup dengan baik, bisa menerima dan diterima oleh lingkungannya.
Dari paparan diatas, pasti ayah bunda akan bertanya-tanya. Pola asuh yang seperti apa sih, yang tepat bagi anak?
Ayah, Bunda perlu diketahui pola asuh ternyata banyak macamnya, akan tetapi biasanya diindonesia para orang tua menggunakan 4 jenis pola pengasuhan pada anak.
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan Baumrind dan dikembangkan oleh Maccoby dan martin berikut 4 pola asuh anak.