Lihat ke Halaman Asli

ILPS Indonesia Bersama FPR Tolak Intervensi AS terhadap Iran

Diperbarui: 27 Januari 2020   19:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Tekanan dan provokasi yang dilakukan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran yang diawali dengan terbunuhnya panglima Besar Iran, Qassem Soelemani, semakin memanas dan dianggap telah mengancam perdamaian rakyat di Iran dan seluruh dunia.

Menyikapi kondisi tersebut, Senin (27/1), Front Perjuangan Rakyat Jakarta (FPR-Jakarta) bersama dengan International League of People Struggle  (ILPS) capter Indonesia menggelar aksi damai di depan gedung Kedutaan Besar AS sebagai dukungan terhadap rakyat Iran dan menolak intervensi AS terhadap negara-negara di seluruh dunia.

Dalam aksi tersebut, Dimas selaku perwakilan dari ILPS-Indonesia menyampaikan bahwa sikap provokatif AS terhadap Iran dinilai dapat memicu perang yang tentu akan sangat merugikan rakyat, bahkan rakyat hanya akan menjadi korban untuk menyelamatkan krisis yang sedang dialami AS. "Bila perang terjadi tentu akan sangat menyengsarakan rakyat dan rakyat hanya akan menjadi korban dari peperangan tersebut!" Jelasnya.

Dimas juga menyampaikan, bahwa intervensi AS tidak hanya terhadap Iran tapi juga terhadap seluruh negara-negara di Timur Tengah dan negara-negara di berbagai belahan dunia lainnya, baik dengan cara provokatif maupun bilateral. AS dinilai hanya mencari keuntungan dari situasi tersebut. 

"Melalui berbagai intervensinya, baik berupa bantuan dalam bentuk investasi/hutang, keuntungan dari penjualan dan penyuplai senjata perang bagi negara-negara sekutunya maupun intervensi politik di negara-negara yang menjadi bonekanya seperti Indonesia, hanyalah upaya AS untuk keluar dari krisis yang saat ini sedang dialami oleh Imperialis AS" tambahnya.

Dalam orasi penutupnya, Dimas sekali lagi menekankan "No War On Iran" yang kemudian disambut teriakan yang sama dari seluruh massa aksi siang itu.

Aksi tersebut berlangsung damai dan tidak lebih dari 1 jam. Meski hanya diikuti oleh 20an massa aksi namun tetap dalam pengawalan  aparat keamanan yang cukup ketat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline