Jum'at, 18 Oktober 2019 lalu, kami dari Serikat Perempuan Indonesia (SERUNI) berkesempatan untuk mengunjungi keluarga Akbar Alamsyah, salah satu yang menjadi korban (jiwa) pada aksi pelajar - mahasiswa 25 September lalu di Senayan, Jakarta.
Dalam kunjungan kami kali ini bermaksud untuk memberikan dukungan moril bagi keluarga korban.
Alam (begitu sapaan almarhum), dikenal sebagai anak yang baik, supel, dan pekerja keras. Kebetulan rumah yang kami kunjungi adalah rumah nenek Alm. Karena ternyata Alm sudah diasuh oleh sang nenek sejak kecil, saat ibunya harus bekerja sebagai BMI ke Arab selama 4th, Alam kecil terpaksa harus dititipkan dan diasuh oleh neneknya.
Hingga pada kesempatan kali itu pula kami belum sempat berjumpa dengan orang tua kandung Alm. secara langsung, hanya dengan nenek dan paman Alm.
Sejak awal kedatangan kami, keluarga almarhum begitu ramah menerima dan meminta doa untuk alm. Alam. Dengan sekuat hati mereka tetap berusaha ikhlas dan berbesar hati menerima kepergian alm, meski sebenarnya mereka menyadari bahwa kematian Alam dinilai sangat janggal.
Bahkan sang paman sangat terkejut ketika mengetahui bahwa sebenarnya masih ada puluhan pelajar dan mahasiswa lain yang sampai saat ini belum diketahui keberadaan dan nasibnya. Entah mereka hilang, ditahan, atau berada di rumah sakit.
Seperti dilansir oleh beberapa media nasional, bahwa pihak kepolisian tidak memberikan akses keterbukaan informasi kepada publik bahkan kepada keluarga korban sekalipun.
Kejadian serupa juga persis seperti apa yang dialami oleh orang tua dan keluarga Alam beberapa waktu lalu. Orang tua almarhum yang sedang berusaha mencari keberadaan Alam mencoba mendatangi Polda Metro Jaya, lalu mendatangi polsek namun belum mendapatkan keterangan mengenai keberadaan Alam, hingga akhirnya pohak keluarga mendapati nama Akbar Alamsyah ditemukan dalam deretan nama-nama korban aksi yang berada di Rumah sakit.
Namun saat itupun pihak keluarga masih belum mendapatkan ijin untuk menemui dan mengetahui kondisi Alam meski mereka sudah mengkonfirmasikan diri. Alam baru bisa ditengok itupun saat kondisinya tengah kritis di RS Polri, setelah sebelumnya dirawat di RS Pelni, hingga akhirnya dipindahkan ke RSPAD, Jakpus dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Saat berkunjung ke rumah keluarga Alm, SERUNI memperkenalkan diri sebagai organisasi perempuan yang juga turut ambil bagian serta aktif dalam menuntut pertanggung jawaban pemerintah akan berbagai persoalan di negeri ini yang tak pernah serius diselesaikan oleh Jokowi sebagai Presiden (bahkan hingga akhir masa jabatannya), dari mulai soal KARHUTLA dan bencana asap, Papua, hingga berbagai perundang-undangan anti rakyat yang telah dilahirkan oleh periode kepemimpinannya.
Dalam kesempatan itu pula SERUNI mengajak keluarga korban untuk bersama-sama dengan keluarga korban yang lain dan rakuat luas untuk menuntut keadilan dan mengungkap kebenaran tentang kematian Akbar alamsyah.