[caption caption="The Love Awakens"][/caption]
Prasangka terdiri dari pra dan sangka. Pra=sebelum, sangka=anggapan. Orang sering bilang sebaiknya kita selalu berprasangka yang baik-baik saja. Anda tidak perlu percaya perbilangan seperti itu. Bukan masalah besar kita berprasangka baik atau berprasangka buruk, tergantung situasinya, asal semua prasangka itu berakhir dengan pascasangka yang baik. Setuju? Inilah kisah tentang balada sangka-sangka ... Star Wars style. Halah!
***
Pernikahan itu terjadi setelah pertemuan-pertemuan tak terduga yang begitu indah namun cepat dan upacaranya pun berlangsung dengan begitu syahdu namun singkat. Sutar dan Wurry, perjaka tampan rupawan dan perawan cantik menawan, telah bersanding di pelaminan, tersenyum bahagia mengawali fase hidup baru mereka. Setiap hari memang adalah hidup baru, tapi hidup pengantin baru adalah yang paling istimewa. Tiga hari yang lalu mereka adalah makhluk asing satu sama lain, kini dengan kuasa cinta, mereka bergandeng tangan penuh kemesraan, siap menjadi bahagia dan sengsara berdua sebagai sepasang sahabat, saudara, dan makhluk fana yang mengemban naluri peranakan melanjutkan keberlanjutan keturunan. Semua yang hadir menyambut gembira hari bersejarah mereka. Sutar pemuda Planet Bumi, Wurry pemudi Planet Efcee, hari ini jarak dua belas hari cahaya mereka mampatkan dalam satu perjalan sekejap mata. Mata sepasang pengantin yang dilanda amuk asmara.
“Izinkan kami berangkat pulang ke Bumi, ayah. Kami akan kembali ke Efcee bersama keluarga besar Bumi,” kata Sutar penuh hormat pada Bakoul, ayah mertuanya.
“Berangkatlah, berangkatlah jangan kautunda-tunda lagi!” jawab ayah mertuanya.
Maka berangkatlah sepasang kekasih yang masih segar, kaku dan malu-malu rangkaian tari-tari cintanya itu. Mereka memasuki Tress-N4, pesawat antariksa yang akan mengantarkan mereka menembus belantara jagad raya. Semua melambaikan tangan mengantar kepergian. Ketika N4 telah lenyap, Bakoul tak kuasa menahan leleh air mata. Bisa jadi hari itu adalah terakhir kali ia bisa melihat putri terkasihnya. Ia telah menyiapkan berita ‘JANGAN KEMBALI LAGI’ untuk ia kirim beberapa jam lagi.
N4 melesat cepat, terlalu bahagia untuk sanggup memindai bahaya.
Sutar telah memastikan koordinat tujuan pesawat dan menyerahkan kendali pada auto pilot. Kecepatan ia tetapkan 6 cahaya untuk 48 jam perjalanan menuju kampung halaman. 48 jam telah ia jatahkan untuk memastikan mereka menghadap ayah dan ibu di Bumi dalam keadaan telah lepas perjaka dan perawan. 48 jam waktu yang cukup panjang, tapi dari percakapan dan kabar-kabar, Sutar memperhitungkan 48 jam terlalu sekejap untuk sepasang pengatin. Sutar akan mempergunakannya sebaik mungkin. Ini adalah malam pengantin mereka, meskipun secara teknis tidak ada siang dan malam di antariksa.
Ia dapati istri tercintanya meneteskan air mata.
“Ada apa, Wu?” tanya Sutar lembut.