Lihat ke Halaman Asli

Puasa

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Menjelang hari ke lima belas puasa Ramadhan tahun ini 1434 H belum terlambat rasanya untuk memahami apa sesungguhnya makna puasa. Sudah sewajarnya bagi seorang muslim wajib mengerti akan setiap rangkaian ibadah yang kita lakukan, mulai dari sholat, haji, zakat dan tentunya puasa yang sedang kita jalani saat ini. Beruntung rasanya kita masih berada dalam bulan Ramadhan kali ini belum tentu anda akan berada dalam bulan ini tahun depan. Jadi belum terlambat tentunya untuk belajar perihal ini.

Sebagai muslim yang sejati seharusnya kita tidak perlu lagi mempertanyakan akan setiap ibadah yang jelas-jelas diperintahkan oleh ALLAH SWT, karena hal tersebut telah dicontohkan oleh para sahabat Nabi yang mulia dalam menjalankan semua rangkaian ibadah-ibadah tersebut dengan tunduh dan patuh. tapi izinkanlah saya berbagi sedikit yang diketahui mengenai puasa. Dengan harapan agar puasa kita bermakna bagi diri kita.

Puasa Ramadhan merupakan kelebihan yang diberikan oleh Gusti ALLAH SWT kepada kita. Maksudnya ummat-ummat lain tidak diberikan kesempatan ini. Hanya dalam bulan ini ALLAH memberikan diskon dan sale besar-besaran terhadap Rahmatnya. Ibadah-ibadah sunnah diberikan ganjaran ibadah wajib ibadah wajib dilipat gandakan berkali-kali lipat. Puasa Ramadhan disyariatkan bagi setiap muslim menahan segala hal-hal yang membatalkannya dari mulai waktu fajar sampai tenggelam matahari.

Puasa seakan memberi kita jeda, jeda untuk mengevaluasi diri. Hal-hal yang diperbolehkan dan dihalalkan bagi kita menjadi haram dan dilarang. Ulama-ulama mengartikan inti dari puasa adalah menahan atau imsak, tentu arti dari menahan bukan saja dari hal yang membatalkan tetapi lebih jauh menahan dari segala larangan ALLAH SWT secara umumnya. Sungguh sangat sia-sia mereka yang berpuasa tetapi tetap bermaksiat terhadap ALLAH.

Puasa datang mengingatkan kita akan indahnya lapar. Lapar sesungguhnya adalah rasa yang terakhir ingin kita rasakan tidak ada seseorangpun yang mengingininya. Tetapi dalam lapar kita bisa memperoleh kesadaran. Kesadaran akan jiwa yang bersemayam dalam badan. Jiwa yang jadi inti manusia dilatih dengan rasa lapar, dengannya kita lebih peka akan perihal diri kita. Puasa seharusnya melatih kita untuk menahan diri dari perilaku hewaniyah. Hewan makan dan minum tidak ubahnya dengan manusia tetapi hanya manusia yang insaf akan berpuasa demi mendekatkan dirinya kepada Tuhannya dengan membuang seketika sifat kehewanannya itu.

ALLAH SWT menjadikan alam ini beserta isinya, tidak ada sebab kenapa, Dia tidak saja bisa  menghalalkan segalanya bagi orang-orang Islam. Tetapi kenyataannya berbeda UtusanNYA  Baginda Nabi mengajarkan kita bahwa ada hal-hal yang dilarang dan ada hal-hal yang diperintahkan. Tugas kita sebagai muslim menaati apa yang diperintahkan oleh Baginda Nabi. Dengan begitu kita berarti menahan diri akan sesuatu yang dilarang oleh ALLAH dan disaat yang sama kita menahan akan nafsu kita untuk tidak meninggalkan segala yang diperintahkanNYA.

Pada akhirnya puasanya orang muslim adalah seumur hidupnya. artinya dia ( Muslim ) sepanjang kehidupannya adalah menahan dirinya dari segala maksiat kepada ALLAH. Hanya dengan begitu kita akan selalu terjaga dari sifat asal kita khilaf dan salah.  Semoga pada puasa kali ini kita dapat lebih menjadi manusia dari pada menjadi hewan.

Wallahu a'lam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline