G20 pada awal nya merupakan sebuah pertemuan antar mentri keuangan juga antar gubernur Bank Sentral, akan tetapi mulai 2008, G20 mulai menghadirkan kepala negara dalam KTT dan juga pada tahun 2010 di buat pula pembahasan disktor pembangunan, Sejak saat itu G20 terdiri atas Jalur Keuangan (Finance Track) dan Jalur Sherpa (Sherpa Track). Sherpa diambil dari istilah untuk pemandu di Nepal, menggambarkan bagaimana para Sherpa G20 membuka jalan menuju KTT (Summit).
Didalam G20 juga memiliki beberapa jenis pertemuan antara lainnya ialah :
- Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)/Summit
Merupakan sebuah ujung dari proses pertemuan di G20, yang merupakan rapat di tingkat kepala negara / pemerintah.
- Ministerial & Deputies Meetings/Pertemuan Tingkat Menteri dan Deputi
Diadakan di masing-masing area fokus utama forum. Pada Finance Track, Ministerial Meetings dihadiri oleh menteri keuangan dan gubernur bank sentral, yang disebut Finance Ministers and Central Bank Governors Meetings (FMCBG). Sementara pertemuan para deputi disebut Finance and Central Bank Deputies Meetings (FCBD).
- Kelompok Kerja/Working Groups
Beranggotakan para ahli dari negara G20, Working Groups menangani isu-isu spesifik yang terkait dengan agenda G20 yang lebih luas, yang kemudian dimasukkan ke dalam segmen kementerian dan akhirnya KTT.
Keguanaan G 20 di kenyataannya
- Menangani Krisis Keuangan Global Yang Terjadi Pada 2008
Dari rentetan kesusksesan yang ada di G 20 hal ini menjadi suatu hal besar yang terjadi di G 20, ada nya dukungan dalam menyelesaikan krisis keuangan global yang terjadi pada thun 2008. G 20 turut andil dalam mengubah cara tata kuangan global, dengan menginisiasi paket stimulus fiskal dan moneter yang terkoordinasi, dalam skala sangat besar. G20 juga mendukung unruk melajukan kapasitas pinjaman yang ada di IMF , serta berbagai development banks utama. G20 dirasa sudah menolong dunia dan memperbaiki untuk kembali kepada jalur pertumbuhannya, serta mendorong beberapa reformasi penting di bidang finansial.
- Kebijakan pajak G20
mendorong OECD untuk mendorong pertukaran informasi pajak. Pada 2012, G20 menciptakan pendahulu OECD, Base Erosion and Profit Displacement (BEPS), yang kemudian diselesaikan pada 2015. Melalui BEPS, 139 negara dan yurisdiksi saat ini sedang mengerjakannya, bekerja sama untuk mengakhiri penghindaran pajak.
- Kontribusi pengelolaan pandemi COVID-19 Inisiatif
G20 dalam pengelolaan pandemi meliputi penangguhan pembayaran utang luar negeri ke negara-negara berpenghasilan rendah, belanja pengelolaan Covid-19 senilai >5 triliun USD (Deklarasi Riyadh), pengurangan/penghapusan bea masuk dan pajak, keringanan pajak vaksin, hand sanitizer, desinfektan, alat kesehatan dan obat-obatan.
- Isu-isu lain
Selain itu, G20 memiliki peran untuk dimainkan dalam isu-isu internasional lainnya, termasuk perdagangan, iklim dan pembangunan. Pada tahun 2016, prinsip kolektif terkait investasi internasional diterapkan. G20 juga mendukung gerakan politik yang berpuncak padaKesepakatan Paris 2015 tentang Perubahan Iklim dan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Dan selama Indonesia bergabung kini, Indonesia akan menjadi tuan rumah pagelaran G 20, Italia menyerahkan kepresidenan G20 kepada Indonesia, yang diterima secara simbolis oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Roma. Indonesia pertama kali menjabat sebagai presiden G20 dan menjadi tuan rumah KTT pada 2022. Prosesi serah terima presiden berlangsung pada sesi penutupan KTT G20 di Roma yang diadakan di Roma La Nuvola, Roma Italia, Minggu 31 Oktober 2021. Perdana Menteri Italia Mario Draghi memberikan lambang tersebut kepada Presiden Jokowi, yang kemudian memukul palu.Dan oleh karnai itu Indonesia juga akan menjadi tuan rumah KTT G20 pada 2022 di Bali. Terpilihnya Bali diharapkan bisa menghidupkan kembali daya tarik wisata Indonesia pascapandemi COVID-19.