Lihat ke Halaman Asli

(Pun) Narasi Bersumpah

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lidah bercelat. Tajam dan sengatnya melebihi bencana

Laiknya firman pada sang takdir tentang suara kata pada bahasa

Sebatas isyarat petir pada hujan atau getir pikiran pertanda

Gempa dalam dada

Kekacauan di mataku adalah risau terpatri gemuruh dendam

Dan amarah gairah geram berumpat kalimat mesra

Terpoles beragam alas an-alasan gombal para pembual

Nikmatilah hai hati, resah risau yang berdesau

Biarlah berkelana sejauh pisau mengerat uraturat lehermu

Bersiaplah, takdir segera memasung celat lidah yang tercuat

Dan kau akan tahu bahwa yang dating adalah “kutukan”

Keboen Laras, 04 0ktober 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline