Lihat ke Halaman Asli

Bulan Oktarini

Mahasiswa UPN 'Veteran' Yogyakarta

Pertalite Langka Saat Harga Pertamax Naik, Begini Tanggapan Warga

Diperbarui: 9 Juni 2022   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana sore hari di SPBU Babarsari, Daerah Istimewa Yogyakarta. Foto: Bulan Oktarini

CIREBON-- Kelangkaan Pertalite terjadi di Kota Cirebon, diperkirakan terjadi sejak akhir Maret 2022. Sementara itu, warga merasa berat untuk beralih ke Pertamax sebagai alternatif pengganti Pertalite. Pasalnya Pertamax juga mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.

Seorang sopir ojek online, Dadang, mengeluhkan kenaikan harga tersebut. Menurutnya, kenaikan harga yang terjadi tidak tanggung-tanggung, yang sebelumnya Rp 9.000 per liter menjadi Rp 12.500 per liter. 

"Kalo Pertalite kan istilahnya lebih murah ya harganya ketimbang Pertamax apalagi Pertamax sekarang naik ya, Rp 12.500 kan jadi pasti kan ya Pertalite yang dicari terus tapi waktu (Pertamax) Rp 9.000 kadang-kadang kalo gak ada Pertalite carinya Pertamax. Sekarang carinya Pertalite, kalo gak ada di situ ya pindah lagi ke SPBU yang lain," kata Dadang Selasa (12/04/22).

Kelangkaan Pertalite yang meresahkan warga ini dikarenakan keterlambatan pengiriman dari pihak supplier. Operator SPBU Perumnas Gunung, Arti, mengatakan BBM biasanya dikirim setiap hari namun saat itu pengiriman bisa sampai dua hari sekali. 

Pertamax yang menjadi alternatif bahan bakar selain Pertalite pun sering kali ditawarkan kepada para konsumen yang mencari Pertalite. 

"Kalo ya memang kelangkaan Pertalitenya habis kan terpaksa dialihkan ke Pertamax ya. Gak mungkin kan daripada kosong kehabisan kan. Kalo saya sih tergantung ke orangnya lagi sih kalo gak mau ya gak apa-apa," kata Arti.

Dilansir dari kompas.com, Corporate Secretary Subholding Commercial and Trading Pertamina, Irto Ginting, menyebutkan kenaikan harga BBM sebagai penyesuaian terhadap harga minyak mentah dunia yang terus melonjak. 

Adapun alasannya adalah harga minyak mentah dunia saat ini sudah menembus level 110 dolar Amerika Serikat per barel. Penyesuaian harga BBM mengikuti harga pasar global dan sesuai dengan keputusan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline