Siapa yang setuju pulang ke kos itu menyebalkan? Setelah capek bekerja paruh waktu, harus mengalah pada orang sekamar untuk bekerja lagi mengurus ruangan. Aku kesal.
Apalagi di kamar pasti banyak sampah. Biasanya dia menungguku membersihkannya. Menungguku! Botol minumal, kemasan keripik kentang, sobekan kertas, barang-barang yang berceceran, debu-debu dan lainnya. Andai saja teman sekamarku orang rajin.
"Aku pulang ...!" ucapku bersemangat sambil membuka pintu.
"Hai Sya ..., selamat pulang," balas Lizz yang terlihat duduk dengan laptopnya.
Lizz adalah satu-satunya orang yang sejak semester awal kuliah ngekost satu kamar denganku.
"Aku senang kamu pulang, aku juga tahu kamu capek. Tapi mumpung kamu masih berdiri di sana, bisakah kamu membuang sampah-sampah itu, Sya?"
"Wait, tunggu. Apa? Kenapa kamu tiba-tiba menjadi pemerintah Lizz?"
"Please, Sya," ucapnya memelas. "Aku ada masalah dengan bau sampah," imbuhnya berucap.
"Ya ampun padahal aku sudah berkeringat gara-gara kepanasan, lalu kamu dengan enteng menyuruhku? Lihat ini, kulitku, Lizz!. Ketekku juga basah. Aku ingin mandi! Kalau kamu ada masalah dengan sampah, harusnya kamu membuangnya jauh-jauh!"
"Hati-hati, ada ingusku di sampah, tapi aku sudah berusaha menyelipkannya di bagian yang dalam," balas Lizz tidak merespon perkataanku.