Lihat ke Halaman Asli

Khoirul Muttaqin

IG: @bukutaqin

Aurel

Diperbarui: 3 April 2022   08:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pexels.com by Yik

Aku menundukkan wajah. Memikirkan cara untuk bertemu Aurel. Namun yang terlihat hanyalah lantai keramik putih. Kepalaku kosong. Tidak mampu berpikir apapun. Rudi yang berada di sebelahku mengajak bicara. Namun aku tak dapat mendengarnya kecuali suara yang samar tanpa arti.

"Tenanglah, Tasya. Kita pasti menemukan Aurel."

Mungkin itu yang dikatakan Rudi. Pelan-pelan suaranya mulai terdengar jelas. Namun tak begitu nyaring.

"Ayolah, jangan menangis. Kamu seharusnya tahu kondisinya. Aku tidak mungkin meninggalkan toko saat ini sekalipun hari libur," kata Ardi.

Suara langkah kaki terdengar mendekati. Ardi terlihat jengkel dan menghindar dari seorang perempuan.

"Kamu sudah janji mengajakku pergi. Sudah satu tahun kita menunggu dan tidak jadi? Apa kamu sungguh mencintaiku?" Seorang perempuan terdengar marah pada Ardi.

"Tapi saat ini situasinya berbeda. Baru terjadi masalah di sini. Seharusnya kamu bisa mengerti, Diana."

"Maksudmu? Kita benar-benar tidak akan berangkat setelah mempersiapkannya selama ini? Pantai!"

Ardi menunduk tak menjawab. Dan setelah itu hanya isak tangis yang terdengar dari perempuan bernama Diana. 

Ardi menempelkan tangannya ke pundak, namun Diana tidak terima dan ganti menghindar. Ardi mengejar, meski kelihatannya tidak akan mengabulkan permintaan perempuan itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline