Kenapa Clara tidak datang hari ini? Kemarin ia hanya menemuiku sebentar. Hari ini, hari ketiga setelah perayaan ulang tahunku dan ia tidak menemuiku sama sekali. Padahal aku dan Mama juga datang ke pemakamannya. Apa mungkin ia sudah tidak akan kembali?
Ra ..., kamu di mana, Ra? Tubuhku menggigil kesepian.
Sambil membuang lelah, aku duduk di sofa rumah. Menyelonjorkan kaki, dan membiarkan tubuhku rebah. Menatap plafon penuh bercak dan sarang laba-laba. Menoleh dan memandang sudut tembok. Memejamkan mata. Membukanya lagi. Aku bingung harus melakukan apa.
"Mama minta maaf, baru bisa menemani kamu tiga hari setelah kabar duka. Semoga Clara damai di alam sana," suara mama terdengar.
Mama terlihat merapikan sandal dan membawa sayuran setelahnya. Sambil mengajak bicara. Namun aku terlalu malas menanggapinya.
"Nanti sore Papa akan pulang. Mama pulang duluan karena menghawatirkan kamu," kata Mama, sambil mengelus rambutku. Lalu berjalan pergi entah ke mana.
Di dalam hati, aku masih belum bisa menerima semua ini. Clara yang tiba-tiba meninggalkanku. Neko yang berkhianat hingga tega melakukan hal yang gila. Mereka berdua sahabat dekatku dan lenyap menyayat perasaan tanpa permisi. Aku belum siap.
Apalagi kemarin saat Neko akhirnya benar-benar ditangkap polisi. Neko benar-benar tersangka pembunuhan Clara!
Seakan ia tak menyesal telah mengghianati sahabatnya sendiri. Aku marah padanya dan tidak akan memaafkan perilakunya. Aku juga tidak akan menganggap dia pernah menjadi sahabatku. Aku hanya akan mencari kesempatan untuk menghajarnya.
Aku sempat menemui di rumahnya, saat berita penangkapannya baru beredar dari status-status whatsapp. Tanpa pikir panjang menyalakan motor, berharap tidak terlambat. Jaraknya tidak terlalu jauh dengan rumahku.