Namanya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, kelahiran Bandar Lampung dan tentunya penulis buku ini. Ziggy memiliki beberapa hal yang bisa dikatakan eksentrik. Tidak hanya namanya saja yang terkenal unik. Penghargaan yang ia peroleh dari DKJ juga demikian. Unik, aneh, nyentrik, anti mainstream, atau apapun sebutan lainnya.
Tentang namanya, Ziggy memiliki dua suku kata. Nama belakangnya sangat panjang dan susah diucapkan. Beberapa huruf vokal bertabrakan dengan huruf vokal. Begitupun huruf konsonan yang saling bertabrakan. Pada tahun 2014 ia mengikuti sayembara novel DKJ dan menggunakan nama Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Novelnya berjudul Di Tanah Lada (2015) menang sebagai nomor dua. Banyak orang berpendapat jika namanya alay. Namun sebenarnya itu adalah awal mula Ziggy menggunakan nama aslinya. Karena dalam keluarganya, semua saudara Ziggy memiliki nama "Ziggy" juga. Zezsyazeoviennazabrizkie, ia, adalah anak ke tiga dari empat bersaudara.
Selanjutnya pada sayembara novel DKJ 2016 keunikan Ziggy terlihat kembali. Ia mengirimkan naskah buku ini, Semua Ikan di Langit (2017). Lalu menang mendapat nomor satu. "Naskah Semua Ikan di Langit adalah adukan yang sangat memikat antara cerita anak, cerita fantasi, fiksi ilmiah, dongeng, cerita berbingkai dan mitos penciptaan dunia," kata dewan juri dalam pertanggungjawabannya. Sedangkan lebih dari itu, sebenarnya keunikan yang terjadi pada sayembara 2016 itu adalah tiadanya juara dua dan juara tiga. Hanya ada juara satu saja. Diraih oleh naskah berjudul Semua Ikan di Langit yang dikarang Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie ini.
Buku ini bercerita tentang perjalanan Bus yang di dalamnya terdapat anak kecil dengan panggilan Beliau, dan kecoak bule perempuan bernama Nadheza (Nad). Mereka melakukan perjalanan jauh yang bahkan tidak berada di trayeknya lagi. Lebih jauh dari sekadar perjalanan antar Dipatiukur - Leuwi panjang. Bukan juga perjalanan antar provinsi. Melainkan mengelilingi angkasa, melintasi dimensi ruang dan waktu.
Ditulis dengan gaya bahasa yang runut, enak dibaca, tiap tokoh memiliki karakter, juga mudah untuk dipahami. Bahkan mereka yang jarang membaca pun tidak akan kesulitan menamatkan buku ini. Karena memang tidak banyak diksi yang sukar dipahami.
Semua Ikan di Langit bertutur menggunakan sudut pandang orang pertama. Yaitu sudut pandang Bus yang sebenarnya tidak terlalu cerdas. Dalam perjalanan cerita, Bus dapat memahami siapapun yang ada di dalamnya. Memahami isi pikiran atau yang disampaikan perempuan yang menumpang misalnya. Kucing bernama Bastet yang menumpanginya, hingga kecoak bule dengan panggilan Nad. Hanya saja tidak pada seorang lelaki kecil yang dipanggi Beliau. Untuk memahami isi pikiran, Bus butuh menyentuh penumpangnya. Sedangkan Beliau berjalan dengan cara melayang. Bus tidak bisa memahami Beliau. Beliau adalah manusia yang aneh. Itupun jika Beliau adalah manusia. Karena Beliau selalu dikerubungi Ikan Julung-julung yang juga terbang. Ikan yang dapat menggerakkan Bus terbang ke berbagai tempat.
Cerita terus berjalan ke berbagai ruang dan waktu, dan pemberhentian bus biasanya di tempat yang aneh. Ke kamar paling berantakan di seluruh dunia. Ke pohon raksasa yang ada di luar angkasa. Bahkan ke tempat yang hanya berisi pasir yang datar sejauh mata memandang. Banyak. Tidak beraturan. Namun Beliau memiliki tujuan.
Membaca dengan harfiah buku dari awal hingga akhir adalah membaca imajinasi. Hal-hal yang tidak mungkin terjadi bisa saja diceritakan dengan detail dan memikat. Terdapat orang yang mulutnya tidak pernah terbuka namun bisa makan atau merokok pada satu waktu. Kegiatan menjahit mata atau hati seseorang juga ada. Tentang boneka-boneka yang menjaga pemiliknya saat malam hari, saat makhluk jahat coba menyerang, dan lain sebagainya. Semua kisahnya dikemas apik.
Membaca buku ini juga membebaskan imajinasi. Membiarkan pikiran pembaca dipenuhi oleh hal-hal unik. Lalu dari hal-hal unik tadi akan berujung pada kreativitas. Selain itu juga tidak akan ada rasa tertekan saat membaca. Barangkali hanya ada kebebasan pikiran dan kemustahilan yang seolah nyata.
Meskipun demikian, imajinasi yang diberikan bukanlah tanpa dasar. Melainkan penuh informasi dan pelajaran yang bisa dipetik. Ada bebepa sejarah yang diselipkan juga. Tentunya apabila pembaca mampu membaca makna.