Lihat ke Halaman Asli

Kejujuran Itu Tidak Dinilai dari Keseragaman Pemikiran

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sebenarnya saya tidak ingin membahas masalah ini lewat sebuah tulisan terpisah di kompasiana sebab saya sudah lebih dulu menuliskannya pada kolom komentar atas tulisan yang akan saya ceritakan di bawah ini. Namun setelah berpikir, alangkah tidak adilnya saya kalau tulisan tersebut hanya saya balas dengan sekadar berkomentar saja. Saya ingin berlaku fair dan menjawab penulis lewat sebuah tulisan yang terpisah juga. Nah begini ceritanya :)

Awalnya saya sempat kaget melihat salah satu tulisan di kompasiana berjudul "Kompasiana Sarana Menjadi Penulis Yang JUJUR terhadap PSSI". Tulisan ini di posting oleh akun bernama David sekitar 19 jam sebelum tulisan saya ini muncul. Saya kaget karena dari judulnya, saya sempat berpikir kalau Kompasiana sudah berubah menjadi wadah bagi penulis yang khusus membahas soal PSSI saja.

Namun setelah saya lihat rubrik lainnya, ternyata tidak ada yang berubah. Saya coba telusuri lagi berita ini. Saya baca isinya, dan saya lebih kaget lagi karena ternyata ada nama akun saya Bukan Sandiwara yang tertulis di sana.

Bah! kalau kata orang batak. Kenapa nama saya dibawa-bawa dalam tulisan ini? Saya kaget bercampur bangga juga. Ternyata tulisan saya http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/02/12/pengakuan-isl-taktik-pssi-minta-perlindungan-pemerintah/ ada juga yang baca. Sampai-sampai dibahas lewat sebuah tulisan juga. Namun, saya tidak kaget, karena saya ternyata dituduh berbohong dan tidak jujur terhadap tulisan saya. Tidak kaget karena saya memang sedang mengkritisi PSSI lewat opini. Yang saya kaget, kenapa tidak ada embel-embel antek bakrie dan pro status quo dalam tuduhan tersebut.

Baiklah, karena saya dituduh tidak jujur maka saya akan coba jawab tuduhan-tuduhan yang dibuat poin per poin tersebut. (Kalau penasaran baca saja tulisan mas David ya).

Mengenai kejujuran dalam tulisan saya, saya pikir tidak ada yang saya bohongi dari opini yang saya sampaikan. Itu benar-benar opini saya sebagai masyarakat  yang melihat sepaak bola dari  berbagai aspek (tidak dari satu sumber saja).  Seorang fotografer kawakan pernah berkata, "Bila hasil foto Anda kurang memuaskan, berarti Anda kurang dekat dengan objek foto yang Anda abadikan." Ungkapan ini tak hanya berlaku pada dunia fotografi saja masbro. Dalam kehidupan juga ada kaitannya kok.

Mengenai kutipan Alex Soosay di situs AFF, saya juga tidak bohong. Saya memang malas menuliskan link beritanya karena saya pikir situs tersebut mudah dicari. Saya juga mencoba menghindarkan pembaca saya dari pengkultusan media. Coba Anda cermati paragraf pertama tulisan mengenai Safee yang ada di situs AFF. Jelas itu bukan asumsi penulus, tapi kutipan tidak langsung yang dibuat menjadi lead berita agar enak dibaca. Karena setahu saya, jarang sekali berita menggunakan lead kutipan. Dan sampai saat ini paragraf tersebut tidak pernah diralat. Kalau memang salah, pasti AFC akan meminta ralat atas berita tersebut. Jadi bagian mana yang Anda katakan bohong.

Dalam tulisan saya, saya tidak pernah mengatakan bahwa keputusan CAS sudah final. Yang mau saya garis bawahi adalah, bahwa PSSI mengklaim bahwa mereka juga telah ikut memperjuaangkan Persipura agar tampil di Liga Champions Asia. Ini sama sekali tidak bohong. Coba Anda runut peristiwanya, Anda pasti akan sadar kalau PSSI hanya berupaya mencuci tangan atas kasus Persipura. AFC dan FIFA baru mengakui sanksi terhadap klub-klub ISL nanti pada 22 Maret 2012. Karena itulah batas akhir yang diberikan oleh FIFA dan AFC bagi PSSI untuk menyelesaikan konflik dualisme kompetisi. Sebelum itu, belum ada sanksi yang diakui oleh AFC dan FIFA terhadap tim-tim yang dianggap ilegal. Nah, kenapa tidak dari awal saja PSSI mendaftarkan Persipura untuk tampil di LCA? Kenapa setelah keputusan sela CAS memenangkan gugatan Persipura baru PSSI ramai-ramai mengatakan kalau mereka juga senang Persipura tampil di LCA?

Sedangkan mengenai pengakuan ISL, Anda mencantumkan kutipan yang Anda juga lupa mencantumkan link beritanya. “Sejak semula, PSSI selalu berupaya mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan dualisme kompetisi tersebut. Namun, kami belum menentukan mekanisme yang tepat. Prinsipnya, pengelolaan kompetisi nantinya tetap harus di bawah kendali PSSI atau PT LPIS. Karena pemegang saham mayoritas adalah PSSI,”---> Kalau sejak semula PSSI berusaha mencari solusi atas dualisme kompetisi, maka tidak ada usulan untuk menjadikan liga menjadi 24 tim. Ingat! Saat Djohar mengumumkan liga akan dihuni 18 tim dan kembali satu wilayah, tidak ada yang protes dengan usulan itu. Namun hanya berselang beberapa hari, tiba-tiba sang profesor meminta ISL dihuni 24 tim. Saya hanya mencoba jujur mas David.

Soal berlindung di balik pemerintah, itu adalah opini saya. Analisa saya. Kalau tidak sependapat dengan itu, bukan berarti saya tidak jujur dalam membuat tulisan saya.  Ini oleh-oleh bagi mas David. Tulisan yang saya berikan ini juga menarik untuk dibahas kejujurannya. Coba dicek ya mas David ----> http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/02/05/serigala-berbulu-domba-itu-bernama/




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline