Lihat ke Halaman Asli

Bedebah

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1330657909412220631

[caption id="attachment_164189" align="aligncenter" width="257" caption="bryanberger.com"][/caption]

Masih kau nikmati udara pagi? Dalam kerinduan sinar Berharap menantikan energi, sekian lama tak ada kabar

Tubuh telah menguning, pada musim-musim kering Diantara puing-puing, suasana menjadi hening

Ditepi lain meronta-ronta, disudut lain mengais-ngais kehilangan talenta, menangis histeris

Orang tua telah tewas, lelah kerja keras Anak telah sekarat, tak ada yang merawat

Wajah-wajah kosong membentuk sebuah barisan Lemas memelas, menanti suatu harapan Berdiri tanpa kaki, tangan tak dapat melawan Jiwa tak lagi bertuan

Marah, kemudian gelisah Lelah, kemudian mengalah Pasrah menjadi jenazah Ulah menjadi musibah Bedebah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline