Lihat ke Halaman Asli

Hacker Akui Sulit Bobol Website DPR-RI

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="attachment_112666" align="aligncenter" width="250" caption="sumber foto www.google.com"][/caption]

Server Sony Corporation yang dimiliki perusahaan Jepang kembali diserang oleh hacker (peretas), yang sebelumnya para peretas telah menyerang server di Amerika Serikat (AS). Setidaknya pihak Sony Corp mengalami kerugian mencapai 3,2 miliar dollar AS. Serangan para peretas mencakup nama pengguna, password, dan nomor kartu kredit lebih dari 100 juta pengguna web tersebut.

WatchGuard dalam suatu kesempatan mengatakan saat ini aplikasi media sosial yang berbasis web rentan akan ancaman para peretas. Beberapa akibat yang merugikan bagi pemilik website yang digunakan sebagai media sosial adalah kehilangan produktivitas tenaga kerja, kehilangan data, serangan dari malware, rekayasa sosial, popularitas web menurun.

Setelah menyerang website di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Yunani, kanada, dan thailand kini para peretas "LulzSec" mulai menyerang website-website di Indonesia. Website kepolisian Republik Indonesia pun menjadi sasaran para peretas yang kini bergentayangan menyerang situs-situs poluler di Indonesia. Setelah melumpuhkan jaringan keamanan para peretas ini juga membuka dan mengambil "data vital" instansi pemilik web tersebut.

Kegilaan para peretas tak cukup sampai disitu, kali ini para peretas mencoba menyerang website DPR-RI. Setelah berhasil membobol keamanan web DPR, para peretas mencoba mengambil data "vital" web tersebut. Tak dinyana, para peretas terkejut atas data yang mereka lihat, bagaikan mimpi buruk di siang bolong para peretas kaget sekaget-kagetnya. Ternyata data yang ingin mereka curi terlalu "vital", bahkan sangat-sangat "vital". Pada akhirnya para peretas tidak menjadi mengambil data yang sangat "vital" tersebut, karena jika ketahuan, para peretas dapat dipanggil komisi V (yang salah satunya membidangi "perhubungan") untuk diminta pertanggungjawabannya. Maka dari itu para peretas "LulzSec" mengatakan (sambil berbisik) bahwa mereka tak sanggup membobol situs DPR-RI, karena takut ketahuan. Sssst...... Jangan bilang siapa-siapa yach.......

Sekian Reportase Dari Saya.

Salam Vital

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline