Lihat ke Halaman Asli

Teguh Perdana

Menulis dan Berbagi Cerita

Guyon Waton: Meromantisasi Kesedihan Melalui Nada

Diperbarui: 9 Desember 2020   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: IDN Times

Banyak jalan untuk merayakan kembali kesedihan. Tidak harus selalu mengintip foto berdua yang telah lama disimpan rapat dalam lemari ataupun juga melewati kembali jalan yang pernah dilewati bersamanya dikala hujan mendera. Banyak sekali sekarang media lain yang kini dapat mewakilinya. Misalnya saja untuk kembali merayakan hal tersebut adalah dengan mendengarkan lagu-lagu bernuansa sedih.

Lagu-lagu bernuansa sedih, patah hati serta galau tersebut memang sangat digandrungi dua tahun belakangan ini. Bukan saja karena sang maestro Alm. Didi Kempot yang membawakanya, namun juga karena saya rasa tingkat patah hati yang kian meninggi dari tahun ke tahun. Lagu-lagu galau tersebut, bukan saja mewakili perasaan yang luluh lantah, namun juga mewakili keadaan sang pendengar yang mungkin sedang tidak baik-baik saja dan merasa seolah telah sisihkan oleh dunianya.

Bicara soal lagu-lagu bernuansa sedih, banyak kalangan --yang mungkin saya pribadi juga-- kerap berlangganan dengan Guyon Waton. Band asal Yogyakarta yang telah berdiri sejak tahun 2015 ini bukan saja tepat dalam pemilihan kata dan penyatuan nada, namun juga mampu menjadi wali atas perasaan yang diluluhlantakan. Ditambah lagi suara mas Faisal sang vokalis yang lembut dan mendayu, membuat rasa untuk menangis akibat mengingat kenangan yang telah lalu kembali membuncah.

Misalnya saja dalam lagu "Takkan Kembali" yang dirilis pada tahun 2018. Meskipun kata-katanya sederhana, namun pesan yang ingin disampaikan amat mendalam dan dapat dipahami dengan mudah oleh masyarakat semua golongan, baik itu mahasiswa atau kelas pekerja dari Sabang hingga Marauke.

"Setelah kau pergi tinggalkan diriku

Kuberteman dalam sepi

Setelah kau pergi tinggalkan diriku

Di sini kumenunggumu

Kurindukan senyumanmu

Kurindukan canda tawamu"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline